Helsinki, MINA – sebanyak 79 diplomat Finlandia menandatangani surat yang berisi kritikan terhadap serangan pendudukan Israel di Gaza, demikian dikutip dari Memo Jumat (12/1).
Para diplomat mengatakan dalam suratnya kepada Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtone, pemerintah harus menuntut gencatan senjata di Gaza dan mengutuk penggunaan kekuatan pendudukan Israel yang tidak proporsional dan kemungkinan pelanggaran hukum internasional di wilayah tersebut.
Menurut lembaga penyiaran publik, YLE, yang mencatat bahwa pesan-pesan kritis yang dikirimkan kepada para menteri oleh pegawai negeri jarang terjadi dalam sejarah Finlandia.
Valtone mengatakan ada baiknya mendiskusikan kebijakan Finlandia saat dia mengomentari surat tersebut kepada kantor berita STT.
Baca Juga: Genosida Israel di Gaza: 51.065 Syahid Hingga 17 April 2025
“Kebijakan luar negeri dan keamanan kami di Timur Tengah didasarkan pada hak asasi manusia, demokrasi, supremasi hukum dan kesetaraan,” katanya.
Finlandia adalah pendukung kuat Mahkamah Pidana Internasional (ICC), “Tidak ada keraguan bahwa Finlandia siap untuk mengutuk para pelaku, terlepas dari siapa pelaku semua kejahatan ini,” lanjutnya.
Dia menekankan, Finlandia secara konsisten mengutuk tindakan pendudukan Israel dalam permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat.
Jumlah korban syahid akibat serangan pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 23.169 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Kamis.
Baca Juga: Militer Israel Akui Serang Wilayah Sendiri di Dekat Gaza
Pendudukan Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada bulan Oktober yang menurut Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap, helikopter dan tank tentara pendudukan Israel, pada kenyataannya telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh pendudukan Israel telah dibunuh oleh perlawanan Palestina.
Sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat serangan gencar pendudukan Israel, sementara seluruh penduduk di wilayah kantong tersebut mengalami rawan pangan, menurut PBB.
Ratusan ribu penduduk hidup tanpa tempat berlindung dan kurang dari separuh truk bantuan memasuki wilayah tersebut sebelum konflik dimulai. (T/chy/R1)
Baca Juga: Akan Bebas Tiga Hari Lagi, Pemuda Palestina Wafat Dalam Penjara Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 1.200 Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa pada Hari ke-4 Paskah