Sebanyak 81 Pengungsi Rohingnya Terdampar di Aceh

Aceh, MINA – Sebanyak 81 terdampar di Pulau Idaman Gampong Kuala Simpang Ulim, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur.

Menurut Masyarakat Relawan Indonesia di Lhokseumawe pada Ahad (6/6), para pengungsi Rohingya tiba sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat menggunakan satu perahu yang sangat tidak layak dihuni orang banyak. Mereka terdiri dari 19 pria, 51 perempuan, dan 11 anak-anak.

Hidayatullah dari Tim Program ACT Lhokseumawe juga mengatakan, makanan yang diterima oleh para pengungsi Rohingya masih sangat terbatas.

“Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Mereka kelelahan dan kelaparan. Saat warga sekitar memberikan mereka bantuan makanan, mereka sangat cepat dan lahap menyantap makanan tersebut,” ujar Hidayatullah.

“Untuk hari ini saja, kita masih tidak tahu apakah mereka bisa mendapatkan makan atau tidak. Kita tidak tahu sudah berapa lama mereka terombang-ambing di lautan. Kita juga tidak tahu berapa hari mereka sudah tidak makan. Namun yang pasti, mereka saat ini kelaparan. Maka dari itu, kebutuhan darurat mereka saat ini adalah makanan,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Panglima Laot Miftah Cut Adek mengatakan, warga Rohingya tersebut melarikan diri dari kamp pengungsian di Bangladesh, tempat ratusan ribu pengungsi Rohingya menetap.

“Awalnya para pengungsi yang melarikan diri ke Aceh tersebut berjumlah 90 orang, namun 8 di antaranya meninggal dunia, dan satu orang hilang di laut,” jelas Miftah.

Kehidupan pengungsi Rohingya di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh memang dibaluti berbagai masalah kemanusiaan, mulai permasalahan pangan hingga hunian yang tidak layak.

Kamp pengungsian di di Cox’s Bazar misalnya, huniannya yang padat dan hanya terdiri dari tenda sederhana, juga membuat rawan terjadinya kebakaran.

Selain itu, banyak anak Rohingya dengan tubuh kurus karena kurang mendapat asupan gizi dari makanan yang mereka terima. Tidak ada lapangan pekerjaan pun membuat hidup mereka semakin menderita.(R/R5/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)