Ramallah, MINA – Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah Palestina melaporkan, seluruh proses pendidikan di 19 Institusi Perguruan Tinggi di Jalur Gaza terganggu, sehingga 88.000 orang kehilangan pendidikan sejak dimulainya agresi Israel 7 Oktober 2023.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, Senin (30/10) telah terjadi gangguan terhadap pembelajaran tatap muka di seluruh 34 institusi Perguruan Tinggi di Tepi Barat.
“Kebih dari 138.800 siswa, sebagai akibat dari kesulitan dan bahaya perjalanan pulang pergi akibat pos pemeriksaan pendudukan dan terus menerus. Serangan,” tulis Kementrian, demikian keterangan yang dikutip MINA.
Ia menjelaskan, terdapat ratusan mahasiswa dan staf universitas yang ditahan di Tepi Barat, serta ribuan korban luka di Jalur Gaza, yang jumlahnya belum dapat ditentukan karena kondisi lapangan yang kritis.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Dicatat bahwa informasi dan angka-angka yang disertakan dalam pernyataan ini terus berubah dan meningkat karena agresi yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza dan serangan di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
Sebanyak 427 siswa dan 12 anggota staf sekolah di Jalur Gaza dan Tepi Barat telah terbunuh sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, menunjukkan bahwa 85 % kematian tercatat di Jalur Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian menjelaskan bahwa jumlah korban jiwa sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi akibat pemboman dan pembantaian yang dilakukan pendudukan sepanjang waktu dan adanya sejumlah besar korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan di Gaza.
Kementerian mengindikasikan bahwa 11 gedung pendidikan tinggi rusak seluruhnya atau sebagian, termasuk sembilan di Jalur Gaza dan dua di Tepi Barat. (T/R8/P2)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj News Agency (MINA)