Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan Sebut AS ‘Serigala Liar’

Syauqi S - Senin, 3 September 2018 - 06:54 WIB

Senin, 3 September 2018 - 06:54 WIB

5 Views ㅤ

Bishkek, Kyrgyzstan, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ahad (2/9), berjanji Ankara akan memakai transaksi nondolar dalam perdagangan dengan Rusia dan negara-negara lain, menuduh Amerika Serikat berperilaku seperti ‘serigala liar’.

Keadaan Turki dan Rusia terhuyung-huyung akibat sanksi ekonomi yang dikenakan oleh Washington.

“Amerika berperilaku seperti serigala liar. Jangan percaya mereka,” kata Erdogan dalam forum bisnis selama kunjungan ke Kyrgyzstan seperti dilansir Arab News.

Dia mengatakan negaranya sedang bernegosiasi dengan Rusia soal perdagangan nondolar.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

“Menggunakan dolar hanya merusak kita. Kami tidak akan menyerah. Kami akan menang,” kata Erdogan pada pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh pebisnis Kirgizstan dan Turki serta pejabat pemerintah.

Hubungan antara Washington dan Ankara, sama-sama anggota NATO, Pakta Militer Atlantik Utara, mencapai titik rendah baru bulan lalu ketika Presiden Donald Trump mengumumkan tarif baru pada baja dan aluminium Turki sebagai tanggapan atas penahanan seorang pendeta AS di Turki. Si pendeta dituduh terlibat dalam aksi kudeta yang gagal.

Nilai Lira Turki merosot tajam bulan lalu karena perang perdagangan dengan AS meningkat.

Sementara Rusia mengalami mata rubelnya jatuh ke posisi terendah untuk dua tahun terakhir pada Agustus setelah AS mengumumkan sanksi baru sehubungan dengan insiden peracunan agen saraf di kota Salisbury, Inggris.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Erdogan juga telah menggunakan kunjungan ke Kyrgyzstan, bekas negara Uni Soviet, untuk menuntut negara Asia Tengah berpenduduk enam juta orang melepaskan semua hubungan dengan Fethullah Gulen, seorang ulama dan pendidik yang berbasis di AS yang dituduh Ankara sebagai dalang kudeta pada tahun 2016.

Erdogan mengatakan pebisnis Turki sepatutnya berinvestasi di Kyrgyzstan tetapi “mungkin menghadapi hambatan dari FETO,” istilah yang digunakan Ankara untuk menggambarkan jaringan orang dan lembaga terkait dengan Gulen.

Penolakan Amerika Serikat untuk mengekstradisi Gulen yang berusia 77 tahun untuk menghadapi persidangan di Turki adalah salah satu dari beberapa poin buruk yang telah menjangkiti hubungan bilateral Turki-AS yang dulu kuat.

Sejak Juli 2016, lebih dari 55.000 orang telah ditangkap berkaitan dengan kudeta di Turki, sementara lebih dari 140.000 pegawai sektor publik telah dipecat atau ditangguhkan. (T/R11/P1)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Mi’raj News Agency (MINA)

t

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Eropa
Internasional
Internasional
Dunia Islam
Kolom
Kolom
Khadijah