Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah, Redaktur Senior MINA
Bulan Ramadhan sungguh menjadi bulan semangat dan giat bersedekah untuk orang-orang beriman.
Kedermawanan Ashshooimuun (orang-orang yang berpuasa), bagaikan angin yang tak kelihatan, tapi terasa hembusannya. Naiknya bisa membuat pohon-pohon bergoyang, mampu menerbangkan layang-layang hingga menggerakkan awan hitam.
Membalas angin juga begitu cepat, lembut dan melepaskan tak terdengar. Begitulah pada bulan Ramadhan ini orang-orang beriman begitu cepat dan cepat dalam bersedekah. Jarang orang tahu sebegitu rahasianya jika ia bersedekah. Tapi terasa bagi yang memintanya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!
Maka, orang yang berpuasa, ia akan dengan mudah mengeluarkan hartanya di jalan Allah, gemar membantu untuk mereka yang meminta, memberi untuk yang dikenal atau tidak.
Ia juga sangat mudah memaafkan, sangat senang meminta maaf, sangat gemar menyediakan dan melapangkan kesempitan saudaranya, aman bersih tanpa syirik, ria, iro, dengki, sangka buruk dan amarah.
Hingga orang-orangpun merasakan sejuknya angin sedekahnya, walau tak melihat orangnya.
Ini seperti disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma:
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
كَانَ النَّبِيُّ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ مِن الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ
Artinya: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
Inilah Ramadhan bulan sedekah, bulan kedermawanan. Mengikuti dzat Allah yang Maha Dermawan. Kedermawanan-Nya berlipat ganda sepanjang bulan suci Ramadhan. Bagaimana tidak? Segala pahala dilipatgandakan unlimited, segala keburukan dihapus, bukan hanya ditutup, dan segala dosa diampuni. Hingga tawaran malam seribu bulan (Lailatul Qadar) pun menanti di malam-malam Ramadhan penuh berkah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri telah mengajarkan kita sebagai manusia yang paling dermawan, juga paling mulia, paling berani dan amat sempurna dalam segala sifat yang terpuji. Dan kedermawanan Nabi pada bulan Ramadhan berlipat ganda daripada bulan-bulan lainnya.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Baginda Nabi tak segan-segan memberi buka bagi orang-orang yang berpuasa untuk menjemput buka puasa Maghrib.
Sungguh tak patut menyebut pengikut Nabi, jika kita tak ikut arahannya, menjadi makhluk dermawan di bulan suci Ramadhan ini. Dan kedermawanan itu bukan untuk siapa-siapa. Hakikatnya akan kembali pada diri pelakunya sendiri. Allah pun akan menggantinya dengan tunai dan tuntas, di dunia, di akhirat apalagi.
Di dalam Kitab Suci-Nya, Allah menyatakan:
…..وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Artinya: “….. Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah, niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal: 60).
Semoga kita termasuk orang yang ahli bersedakah aktif dan selembut angin berhembus, yang ikhlas dan menerima Allah. Aamiin.
Marhaban Yaa Ramadhan Syahrush Shadaqah. (A / RS2 /P1)
Kantor Berita Mi’raj (MINA)
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan