Ramallah, 11 Sya’ban 1435/9 Juni 2014 (MINA) – Sejak Ahad lalu, toko-toko warga Paletina di Tepi Barat tutup menyusul aksi solidaritas terhadap 300 tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan.
Para tahanan melakukan protes terhadap kebijakan tahanan administratif Israel yang menahan mereka tanpa proses peradilan jelas dan tidak ada batas waktu kapan mereka akan dibebeaskan.
Bendera hitam putih bertulisan slogan “Kebebasan bagi Tahanan” berkibar di jalan-jalan Ramallah. Internatinal Middle East Media Center (IMEMC) melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Aksi serupa juga dilakukan di Hebron, puluhan demonstran Palestina berbaris di jalan mendukung aksi mogok makan.
Baca Juga: PBB: Bantuan yang Masuk ke Gaza Saat Ini Tidak Cukup Ringankan Kelaparan
Laporan terbaru Palestina mencatat, banyak pemogok makan saat ini dalam kondisi serius dan beberapa orang dilaporkan meninggal.
Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan atas laporan tentang memburuknya kesehatan tahanan administratif Palestina.
Kebijakan penahanan administratif memungkinkan tersangka dipenjara tanpa pengadilan hingga enam bulan. Namun, perintah tersebut dapat diperpanjang tanpa batas oleh pengadilan militer.
Saat ini, sedidkitnya 2.000 tahanan melakukan aksi mogok makan akibat Israel mengingkari perjanjian untuk mengakhiri kebijakan tersebut.
Baca Juga: Israel Panggil 60.000 Tentara Cadangan untuk Persiapan Kuasai Gaza
Sekitar 5.000 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel. Hampir 200 dari mereka di bawah penahanan administratif.
Sejak 1967, Israel memenjarakan lebih dari 800.000 warga Palestina termasuk anak-anak. (T/Fauziah/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perawat AS Ungkap Kondisi Mengerikan di RS Nasser, Gaza