Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

0 Views

Masjid Al-Aqsa. (FOTO:© svarshik/stock.adobe.com)

Masjid Al-Aqsa adalah salah satu situs paling suci dalam agama Islam dan simbol perjuangan rakyat Palestina sepanjang sejarah. Terletak di Kota Tua Yerusalem, Al-Aqsa memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai peradaban dan agama. Sebagai kiblat pertama umat Islam dan lokasi Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, Al-Aqsa tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga nilai sejarah dan politik yang mendalam.

Masjid Al-Aqsa diyakini dibangun pertama kali oleh Nabi Adam AS. Pembangunan ulang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, dan disempurnakan oleh Nabi Sulaiman AS sekitar tahun 957 SM. Kompleks ini dikenal sebagai “Baitul Maqdis” atau “Bait Suci”. Pada masa itu, lokasi ini sudah menjadi pusat ibadah dan simbol persatuan umat.

Di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman AS, pembangunan Al-Aqsa menjadi lebih megah dan terstruktur. Struktur ini menjadi pusat spiritual yang penting bagi Bani Israil. Namun, pasca wafatnya Nabi Sulaiman, Kerajaan Israel terbagi, dan Baitul Maqdis mengalami kerusakan akibat perang dan invasi bangsa-bangsa lain.

Pada tahun 586 SM, Raja Nebukadnezar II dari Babilonia menghancurkan Baitul Maqdis dan membawa banyak warga Yahudi ke pengasingan. Peristiwa ini dikenal sebagai “Pengasingan Babilonia”. Setelah itu, wilayah ini mengalami periode pemulihan ketika Raja Koresh dari Persia mengizinkan orang-orang Yahudi kembali dan membangun kembali Bait Suci.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Pada abad ke-1 Masehi, wilayah ini dikuasai Kekaisaran Romawi. Tahun 70 M, Jenderal Titus menghancurkan Baitul Maqdis sebagai bagian dari penumpasan pemberontakan Yahudi. Reruntuhan ini menjadi simbol penderitaan dan harapan bagi berbagai komunitas yang tinggal di wilayah tersebut.

Periode Kedatangan Islam

Pada tahun 638 M, Khalifah Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem dengan damai. Umar memerintahkan pembangunan ulang Masjid Al-Aqsa di atas pondasi lama Baitul Maqdis. Sejak saat itu, Al-Aqsa menjadi simbol penting dalam dunia Islam dan kiblat pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di Mekkah.

Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun 621 M. Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa sebelum naik ke Sidratul Muntaha. Al-Aqsa menjadi saksi perjalanan spiritual ini, menguatkan kedudukannya sebagai tempat suci ketiga dalam Islam setelah Mekkah dan Madinah.

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Pada masa Kekhalifahan Umayyah (661-750 M), Khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun Kubah Shakhrah (Dome of the Rock) di kompleks Al-Aqsa. Struktur ini selesai pada tahun 691 M dan menjadi ikon arsitektur Islam yang terkenal hingga sekarang. Kubah ini melindungi batu suci yang diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad saat Mi’raj.

Pada tahun 1099, Perang Salib pertama berakhir dengan pendudukan Yerusalem oleh Tentara Salib. Masjid Al-Aqsa diubah menjadi markas dan gereja oleh mereka. Namun, pada tahun 1187, Sultan Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan Yerusalem dan mengembalikan fungsi Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam.

Masa Kekuasaan Mamluk dan Ottoman

Setelah era Ayyubiyah, kekuasaan Mamluk (1250-1517) dan kemudian Ottoman (1517-1917) menjaga dan merestorasi Al-Aqsa. Berbagai perbaikan dilakukan untuk memastikan kompleks ini tetap kokoh dan megah. Pada masa Ottoman, Al-Aqsa menjadi pusat pendidikan dan spiritual bagi umat Islam dari seluruh dunia.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

Pasca Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman runtuh, dan Yerusalem jatuh ke tangan Inggris di bawah Mandat Palestina (1920-1948). Ketegangan antara komunitas Yahudi, Muslim, dan Kristen meningkat selama periode ini, dengan Al-Aqsa menjadi pusat sengketa dan simbol identitas Muslim Palestina.

Pada tahun 1948, pembentukan negara Israel menyebabkan perpindahan besar-besaran penduduk Palestina. Yerusalem Timur, termasuk kompleks Al-Aqsa, tetap berada di bawah kendali Yordania hingga Perang Enam Hari tahun 1967. Setelah perang, Israel menduduki Yerusalem Timur, yang memicu konflik berkepanjangan hingga saat ini.

Dalam perjuangan Palestina, Al-Aqsa menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan dan penindasan. Setiap serangan atau pembatasan akses terhadap masjid ini memicu gelombang protes dan solidaritas dari dunia Islam. Al-Aqsa merepresentasikan hak, identitas, dan keteguhan rakyat Palestina.

Saat ini, Masjid Al-Aqsa terus menghadapi ancaman dari upaya penggalian arkeologi, serangan ekstremis, dan kebijakan diskriminatif. Upaya perlindungan Al-Aqsa dilakukan oleh pemerintah Palestina, lembaga internasional, dan umat Islam di seluruh dunia. Kesadaran global dan dukungan solidaritas sangat penting untuk menjaga kelestarian situs suci ini.

Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Sejarah panjang Al-Aqsa mencerminkan perjuangan, iman, dan identitas umat Islam dan rakyat Palestina. Sebagai salah satu situs paling berharga dalam sejarah Islam, keberadaannya terus menjadi pusat perhatian dunia. Upaya mempertahankan Al-Aqsa bukan hanya perjuangan fisik, tetapi juga bentuk pelestarian spiritual dan kultural dari zaman ke zaman.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global

Rekomendasi untuk Anda

Ratusan aktivis pro-Palestina untuk menggeruduk Museum of Modern Art (MoMA), New York, Amerika Serikat memprotes serangan Israel di Gaza. (dok. TRT World)
Amerika
Afrika
Breaking News
Palestina