Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Khalifah: Lebih Dekat Bersama Umar bin Al-Khattab

Rendi Setiawan - Selasa, 29 Januari 2019 - 02:53 WIB

Selasa, 29 Januari 2019 - 02:53 WIB

55 Views

(Istimewa)

Umar bin Al-Khattab. Mendengar nama itu, pikiran kita semua langsung tertuju kepada salah satu dari empat khalifah besar selepas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat. Umar adalah khalifah besar yang menggantikan peran Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin umat Islam.

Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung sangat singkat, hanya 2 tahun 3 bulan. Sebelum wafat, Abu Bakar menyerahkan urusan kekhalifahan kepada Umar, maka orang-orang pun membaiatnya. Abu Bakar menganggap Umar adalah orang yang paling pantas memikul tugas ini.

Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Naufal bin Abdi ‘Uzza bin Riba’h bin Abdullah bin Qarh bin Razaah bin ‘Adiy bin Ka’b. Ia lahir pada tahun 581 masehi di Kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di Kota Mekkah saat itu.

Umar lahir dari keluarga bangsawan, ia pandai membaca dan menulis, yang pada saat itu merupakan sesuatu yang langka. Ia memiliki fisik yang tinggi besar dan memiliki karakter keras dan tegas, sehingga disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah. Ia juga dikenal sebagai seorang pemberani dan sering menyelesaikan peperangan yang terjadi di zaman Jahiliyah.

Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis

Sebelum masuk Islam, Umar sering melakukan adat istiadat jahiliyah, antara lain pernah mengubur hidup-hidup putrinya dan seorang peminum berat. Umar pun sangat memusuhi dan membeci Islam sebagaimana kebanyakan orang-orang Quraisy saat itu.

Masuk Islam

Peristiwa Islamnya Umar sangat istimewa. Suatu hari ia mencari Nabi Muhammad untuk membunuhnya. Di tengah perjalanan, ia mendapat berita bahwa adiknya yang bernama Fatimah telah masuk Islam. Umar sangat marah dan pergi ke rumah adiknya untuk membuktikan kabar tersebut.

Ketika Umar tiba di rumah adiknya, ia mendengar Fatimah sedang melantunkan beberapa ayat suci Al-Quran. Mendengar bacaan tersebut, Umar minta adiknya untuk memberikan lembaran tersebut, namun adiknya tidak memberikan bacaan tersebut sebelum Umar mandi. Selesai mandi, Umar menerima lembaran yang dibaca oleh adiknya. Maka bergetarlah hatinya ketika membaca ayat-ayat awal pada Surat Taha.

Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara

Kemudian Umar bergegas pergi ke rumah Nabi Muhammad dan menyatakan keislamannya. maka bergemalah takbir keluar dari mulut para sahabat yang hadir pada saat itu. Menurut riwayat, Umar masuk Islam setelah masuk Islamnya 40 laki-laki dan 11 perempuan atau orang ke-52 yang masuk Islam. Namun ada juga yang berpendapat Umar adalah orang ke-40 masuk Islam.

Setelah Umar memutuskan untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad, orang-orang Quraisy tak berani untuk mengusiknya apalagi menyakitinya. Sampai-sampai mereka pun menjadi ragu saat ingin mengganggu umat Islam sebagaimana yang sering mereka lakukan sebelum Umar memeluk Islam.

Setelah masuk Islam, sikap keras dan kebencian terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam mulai berubah menjadi lemah lembut. Sebaliknya, sikap tegas dan keras tetap ditunjukan jika berhadapan dengan orang kafir.

Setan Takut Bertemu Umar

Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat

Dengan watak yang tegas dan keras, Umar menjadi pembela utama Nabi Muhammad dan umat Islam dari gangguan orang kafir. Hal ini menjadikannya mendapat gelar Al-Faruq. Tak hanya itu, umat Islam pun semakin kuat dan disegani.

Pada tahun 622 masehi, Umar ikut bersama Nabi Muhammad dan para pengikutnya berhijrah ke Yatsrib (Madinah). Umar sangat disegani oleh karena reputasinya pada masa lalu yang memang terkenal sejak masa sebelum memeluk Islam.

Umar juga dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad dan ajaran Islam. Bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama-sama ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad.

Saking kerasnya terhadap orang-orang yang memusuhi Islam, setan pun ikut ketakutan jika harus berhadapan atau bertemu dengan Umar. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda,

Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia

“Sesungguhnya setan benar-benar takut padamu wahai Umar. Tatkala aku duduk budak wanita itu memukul rebana, lalu masuk Abu Bakar, ‘Ali dan Utsman, dia masih memukul rebana,tapi tatkala dirimu yang datang budak wanita itu melemparkan rebananya.” (HR. Tirmidzi)

Bahkan, setan pun sangat takut untuk berpapasan dengan Umar. Rasulullah bersabda,

Wahai Putra Khattab, Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui.” Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, “Sungguh aku melihat setan dari kalangan manusia dan jin lari dari ‘Umar.” (HR. Tirmidzi)

Begitulah, kisah yang diriwayatkan Aisyah, sehingga menjadi kekuasaan Allah. Umar tak hanya ditakuti oleh musuhnya dari kalangan manusia bahkan musuh gaib pun takut kepadanya.

Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia

Menjadi Khalifah

Semasa Umar menjadi khalifah, wilayah Islam tumbuh sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan Dinasti Sassanid. Selepas itu berturut-turut membebaskan Mesir, Palestina, Suriah, Afrika Utara dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi (Byzantium).

Umar banyak melakukan perubahan yang membuat umat Islam saat itu sangat maju. Pada tahun 638 masehi, Umar memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Meski demikian, Umar memiliki kehidupan sederhana. Ia tidak mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.

Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya

Sekitar tahun ke-17 hijriah yang merupakan tahun ke-4 ke khalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijriah. Jadilah sejak saat itu diberlakukan penanggalan hijriah menggantikan penanggalan masehi yang 500 tahun lebih tua.

Setelah kurang lebih 10 tahun memimpin umat Islam, Umar akhirnya wafat. Ia dibunuh oleh Abu Lu’luah,  seorang budak yang fanatik. Ia membunuh Umar saat akan memimpin salat subuh dengan cara menikamnya dengan sebilah pisau yang dilumuri racun selama tujuh hari.

Diketahui Abu Lu’luah adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia dikuasai Umar. Banyak sejarawan meyakini bahwa peristiwa pembunuhan ini dilatarbelakangi dendam terhadap Umar. Abu Lu’luah merasa sakit hati atas kekalahan Persia yang pada masa itu merupakan negara Adidaya.

Setelah Umar wafat, tampuk kekhalifahan dipegang oleh Ustman bin Affan. (A/R06/P1)

Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Tausiyah
Sosok
Tausiyah
Indonesia
Kolom
Internasional