Moskow, 9 Sya’ban 1434/18 Juni 2013 (MINA) – Penulis dan sejarawan dari Universitas Houston AS, Gerald Horne menyatakan dalam wawancara khusus dengan Russia Today (RT), intervensi AS dan Israel di Suriah dilakukan demi terlaksananya tujuan mereka melawan anti-Israel, termasuk Hizbullah Libanon.
“Dengan mempersenjatai oposisi, AS dan Israel melihatnya sebagai kesempatan untuk melawan aksi-aksi anti-Israel,” kata Horne kepada RT pada Kamis sebagaimana dipantau kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Presiden AS Barack Obama memberikan bantuan militer untuk oposisi Suriah setelah pemerintahannya menuduh rezim Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya berkali-kali pada tahun lalu.
Namun, Horne tidak percaya AS akan mampu memberikan bukti pemerintah Suriah menggunakan zat kimia berbahaya Sarin, mengatakan ia meragukan jika bukti-bukti tersebut ada.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Saya takut mereka terlampau jauh pada intervensi ini. Mantan Presiden AS Bill Clinton merilis sebuah pernyataan yang mengkritik pemerintahan Obama karena tidak campur tangan lebih dalam ke dalam ke Suriah. Mantan saingan Obama, Senator John McCain dari Arizona juga mengatakan di Senat AS bahwa mempersenjatai pemberontak tidak cukup sampai di situ.”
Dia juga mengatakan, konflik Suriah diperparah sejak pertemuan ulama-ulama Muslim di Kairo, Mesir, yang menyerukan jihad melawan rezim Assad dan Damaskus, “di mana seharusnya mereka mencoba untuk menenangkan situasi, bukannya mengorbankan nyawa,” kata Horne yang menambahkan pemerintahan Obama sedang menuangkan bahan bakar di atas ‘api’ Suriah.
Ditanya tentang kunjungan kepala penyelidik PBB di Suriah Carla del Ponte yang terkejut oleh kesaksian korban konflik Suriah dari pihak opoisisi yang menggunakan zat berbahaya sarin, Horne menegaskan beberapa minggu lalu, otoritas Turki menemukan bahwa beberapa opoisisi yang berada di perbatasan Turki memiliki senjata kimia berbahaya itu.
“Sulit untuk mengatakan apakah senjata-senjata ini digunakan, dan jika demikian, siapa yang menggunakannya? Misalnya, apa yang membuat pemerintahan Obama menyimpulkan pengguna senjata kimia itu adalah Damaskus dan bukan pemberontak? Bagaimana mereka mendapatkan sampel sarin dari TKP ke Washington DC? Ada begitu banyak pertanyaan. Saya sedang mencari bukti, meskipun ragu bahwa pemerintah AS akan memberikannya,” tambahnya.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Isu Politik
Sementara itu, Direktur Pemantau Timur Tengah (MEMO), Daud Abdullah mengatakan, pihak oposisi berasal dari berbagai latar belakang, diantaranya liberalis, sekularis, Islamis, dan pejuang asing yang mendominasi. Jadi kemungkinan penggunaan senjata kimia Sarin bisa dilakukan oleh oposisi dari latar belakang berbeda itu.
Keterlibatan pejuang asing dianggap sebagai bahan bakar pada ‘api’ yang sedang bergejolak di Suriah. Sementara, konflik pemerintah dan warganya tersebut diawali isu politik dan pemberontakan, bukan konflik Sunni-Syiah, media-media melaporkan.
Dalam wawancara terakhir, Horne mengatakan, jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga negara Amerika tidak setuju intervensi AS di Suriah, namun Presiden AS Obama termasuk para petingginya Clinton, istrinya Hillary Clinton, dan kemudian Direktur CIA David Petraeus, menyerukan campur tangan mereka di Suriah. (T/P03/P02)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)