Yerusalem, MINA – Sejarawan Israel, Moshe Zimmerman, mengatakan, pertempuran Badai Al-Aqsa yang dilancarkan gerakan Hamas pada 7 Oktober lalu, membuktikan kegagalan ideologi Zionis.
Zimmerman menyatakan, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ibrani Haaretz yang terbit Ahad (31/12), bahwa Hamas menghancurkan rasa aman Israel pada tanggal 7 Oktober.
Menurutnya, tujuan di balik pendirian negara Zionis adalah untuk menyingkirkan orang-orang Yahudi yang berada di diaspora dari situasi yang mereka alami (penganiayaan Nazi terhadap orang-orang Yahudi).
“Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober menandai titik balik dalam konflik Israel-Palestina, dan serangan tersebut mengungkapkan kegagalan ideologi Zionis,” kata Zimmerman.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Sejarawan Israel ini menilai, Zionisme bukanlah solusi terhadap konflik Israel-Palestina.
“Kita sedang menuju ke situasi di mana orang-orang Yahudi hidup dalam keadaan tidak aman, dan ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi,” ungkapnya seperti dikutip Quds Press.
Ditambahkan, Israel telah menyebabkan penurunan tingkat keamanan diaspora Yahudi (setelah serangannya di Gaza), dan oleh karena itu solusi Zionis tersebut tidak lengkap.
Zimmerman menegaskan perlunya penerapan solusi dua negara yang didukung oleh dunia internasional, tetapi hal itu tidak diterima oleh entitas Tel Aviv.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
“Meskipun saat ini tampaknya tidak ada harapan dan benar-benar konyol, jelas bahwa solusi dua negara harus menjadi hasil yang logis,” ujarnya.
Dia melanjutkan, alternatifnya adalah mengambil tindakan seperti Nazi terhadap warga Palestina (genosida) atau orang Palestina yang melakukannya (kepada Yahudi).
“Israel dengan bodohnya mencoba menampilkan dirinya sebagai perwakilan rakyat Yahudi, dan bahwa pemerintah menggambarkan semua kritik terhadap Israel sebagai anti-Semit,” tegasnya. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)