
Gaza" width="600" height="397" /> Serangan membabibuta Israel dari segala arah pada ke Jalur Gaza selama 51 Juli-Agustus 2014 mengakibatkan ribuan gedung fasilitas umum dan permukiman hancur. (Foto: mirajnews.com)
Gaza, 2 Jumadil Awwal 1437/10 Februari 2016 (MINA) – Sekitar 90.000 warga Palestina masih menjadi pengungsi di Jalur Gaza, hampir 18 bulan setelah gencatan senjata mengakhiri serangan Israel terhadap wilayah itu pada 2014.
Selanjutnya, rekonstruksi atau perbaikan rumah dari 74 persen keluarga pengungsi belum dilakukan bahkan baru dimulai, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kondisi hidup untuk lebih dari 16.000 keluarga pengungsi ditandai dengan “kepadatan penduduk, akses terbatas kepada layanan dasar, kurangnya privasi, ketegangan dengan masyarakat tuan rumah, risiko karena adanya persenjataan tidak meledak dan paparan cuaca buruk.”
Pada akhir Januari 2016, hanya 15 persen dari keluarga pengungsi telah mampu kembali ke rumah yang sudah diperbaiki atau direkonstruksi. Sementara perbaikan dan rekonstruksi tambahan 2.000 rumah sedang berlangsung, dengan banyak dari rumah-rumah yang hampir selesai diperbaiki.
Baca Juga: 80 Ribu Jamaah Shalat Tarawih di Masjidil Aqsa
Agresi militer Israel di Jalur Gaza pada Juli-Agustus 2014 telah menghancurkan lebih dari 11.000 rumah. Rumah yang rusak berat atau tidak layak huni mencapai 6.800 rumah.
Lebih dari 2.250 warga Palestina tewas dalam perang 51 hari itu, sekitar dua pertiga di antaranya adalah warga sipil, termasuk lebih dari 550 anak-anak, demikian laporan PBB. (T/R05/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Liga Arab Tolak Nakba Baru terhadap Palestina