Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SEJUMLAH HAK CIPTA BUKU INDONESIA TERJUAL UNTUK MANCANEGARA

Rudi Hendrik - Ahad, 6 September 2015 - 12:13 WIB

Ahad, 6 September 2015 - 12:13 WIB

338 Views

Foto: IIBF dok

iibf-james-irf-300x199.jpg" alt="Foto: IIBF dok" width="300" height="199" /> Sumber: IIBF dok

Jakarta, 21 Dzulqa’dah 1436/6 September 2015 (MINA) –  Ajang Indonesia Rights Fair (IRF) di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2015 pada 2-4 September lalu menuai hasil yang menggembirakan. Selain terjalin silaturahim antarpenerbit Indonesia dengan penerbit-penerbit mancanegara, sejumlah hak karya cetak tanah air sudah dipesan oleh berbagai penerbit dan agen literasi global.

Hal tersebut diamini oleh James Mercer, Direktur Pemasaran Penerbit Springer (Jerman) untuk kawasan Asia Tenggara dan Oceania, yang menyebut pihaknya akan memproses lebih lanjut co-publishing buku-buku akademi, sejarah, dan budaya Indonesia setelah mengikuti IRF di IIBF 2015.

“Kami telah bertemu sejumlah perwakilan dari penerbit-penerbit buku akademik dan jurnal penelitian, seperti UGM, ITB, UI, dan LIPPI Press. Kami juga sangat berminat mengambil hak cipta cetak untuk beberapa judul buku terbitan Yayasan Penerbit Obor dan Rosda Karya.”

Dia juga mengungkapkan suka citanya bisa bergabung dengan event tahun ini. “Kami sangat senang bisa berpartisipasi dalam IRF di IIBF tahun ini. Indonesia memiliki banyak buku dengan konten lokal yang sesungguhnya layak untuk dikonsumsi oleh pasar global,” tutur James.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Ia mencontohkan buku-buku tentang tari dan alat musik tradisional serta buku-buku sejarah politik Indonesia. “Springer merupakan penerbit buku-buku non-fiksi di berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik terapan maupun populer. Kami sudah bermitra dengan banyak penerbit di seantero dunia,” lanjutnya.

James meyakini bahwa dengan kekayaan khasanah budaya, catatan sejarah sosial dan politik yang panjang, serta berbagai isu ekologis yang melingkupi, Indonesia merupakan subyek yang menarik bagi segmen pasar penerbit ini.

Namun demikian, James berharap Program Penerjemahan Naskah (Translation Funding Program) yang sempat diinisiasi Pemerintah RI dapat diaktifkan kembali di 2016 mendatang. “Kami baru berinteraksi dengan IKAPI Pusat pada pertengahan Mei lalu, dan program itu sudah berakhir.” Ia meyakini program itu akan sangat membantu menjembatani buku-buku Indonesia agar terpapar ke audiens global sehingga terbuka peluang kerja sama co-publishing.

Sementara itu Rosidayati Rozalina, Ketua Panitia IIBF 2015 yang juga Kepala Kompartemen Promosi Buku dan Pengembangan Minat Baca IKAPI Pusat, mengatakan bahwa capaian IRF di IIBF tahun ini melampaui ekspektasi.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Sesungguhnya IRF ini menjadi wadah latihan bagi para Co-Exhibitors Indonesia dalam menawarkan hak cipta buku Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) mendatang,” jelas ia. Jika ternyata sudah terjadi kesepakatan bahkan penandatanganan kontrak, hal tersebut merupakan sebuah prestasi. Rosidayati berharap di FBF nanti makin banyak transaksi yang berhasil didapat para penerbit Indonesia.(L/R04/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional