Davos, MINA – Sejumlah kepala negara, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sedang mempersiapkan diri untuk menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang akan berlangsung di Davos, Swiss pada Selasa hingga Jumat, 22-25 Januari mendatang.
Panitia WEF telah mengumumkan tiga ribu nama yang akan menjadi peserta pada pertemuan yang diagenda berlangsung selama empat hari itu. WEF juga menerbitkan pandangan tentang politik internasional, ekonomi, lingkungan dan teknologi, demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA pada Rabu (16/1).
Menurut laporan WEF, para pemimpin dunia dijadwalkan akan tiba di Swiss pada Ahad (20/1), di antaranya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Wakil Presiden China Wang Qishan.
Sementara Timur Tengah mengirimkan sedikitnya sembilan kepala negara atau pemerintah dari kawasan itu, termasuk Palestina, Irak, Mesir, Yordania, dan Lebanon. Arab Saudi akan diwakili oleh tim pembuat kebijakan senior dan pemimpin bisnis.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Presiden WEF, Borge Brende mengatakan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi yang semakin tidak stabil sangat riskan dan berisiko pada 2019. Ada kebutuhan yang lebih mendesak daripada memperbarui arsitektur kerja sama internasional.
“Apa yang kita butuhkan sekarang adalah tindakan terkoordinasi dan terpadu untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan untuk mengatasi ancaman besar yang dihadapi dunia kita saat ini,” ungkapnya.
Dalam keterangannya, Brende juga menyoroti sejumlah ketegangan geopolitik dan geoekonomi yang paling mendesak pada tahun 2019, dengan 90 persen survei yang dilakukan WEF mengharapkan diminimalisirnya konfrontasi ekonomi antara negara-negara besar.
“Kemampuan dunia menumbuhkan tindakan kolektif dalam menghadapi krisis besar yang telah mencapai tingkat krisis. Memburuknya hubungan internasional menghalangi tindakan serius. Sementara prospek ekonomi semakin gelap, sebagian disebabkan oleh ketegangan geopolitik, tampaknya akan semakin mengurangi potensi kerja sama internasional pada 2019,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Meskipun kekhawatiran politik dan ekonomi berada di atas agenda langsung dari seribu ahli yang disurvei oleh WEF, lingkungan dan perubahan iklim juga menjadi perhatian, seperti ancaman siber dan teknologi yang semakin berkembang pesat. (T/Haf/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon