Tel Aviv, MINA – Sekelompok pemuda Israel menolak mengikuti wajib militer, walaupun dengan risiko dipenjara.
Mereka beralasan, menentang pengeboman terhadap warga sipil di Jalur Gaza yang dilakukan militer Israel. Anadolu Agency melaporkan, Rabu (1/11).
Wajib militer di Israel berlangsung selama 32 bulan bagi laki-laki usia 18 tahun, dan 24 bulan bagi perempuan.
Siapapun yang menolak untuk bertugas dapat menghadapi hukuman penjara hingga 200 hari.
Baca Juga: Insiden Tembakan ke Diplomat Asing di Jenin, Pasukan Israel Tuai Kecaman Dunia
Salah satu pemuda itu adalah Tal Mitnick (18 th). Mitnick mengatakan, dia meyakini tentara Israel menindas warga Palestina di daerah Bat Yam di selatan Tel Aviv.
Mitnick yang baru lulus SMA itu mengaku menolak bergabung dengan militer.
“Saya menolak menjadi bagian dari penindasan ini. Sebaliknya, saya akan melanjutkan sebagai aktivis hak asasi manusia,” katanya.
Mitnick menambahkan, lebih memilih untuk mengubah hal ini menjadi perasaan “menginginkan keamanan lebih untuk semua orang daripada balas dendam”.
Baca Juga: Netanyahu Tegaskan Tidak Akan Akhiri Perang
“Saya menolak dengan gagasan bahwa membunuh warga sipil di Gaza akan memberikan keamanan bagi siapa pun. Hal ini tidak membawa keamanan bagi siapa pun, baik bagi masyarakat Gaza maupun bagi masyarakat Israel sendiri,” imbuhnya.
“Saya percaya satu-satunya jalan menuju keamanan dan perdamaian terletak pada hidup berdampingan secara damai,” katanya.
Pemuda lainnya, Ariel Davidov (19 th), yang tinggal di lingkungan dekat Yerusalem, juga mengatakan,ia telah melakukan kontak dengan kelompok-kelompok yang mengadvokasi hak asasi manusia.
Davidov, yang menyaksikan pasukan Israel menggunakan kekerasan berlebihan terhadap warga Palestina di lingkungan Yerusalem Timur seperti Sheikh Jarrah, Silwan, dan Isawiya, mencatat bahwa ia juga berpartisipasi dalam protes terhadap upaya Yahudisasi kota tersebut.
Baca Juga: Brigade Al-Quds Gempur Ashkelon dengan Roket, Israel Akui Satu Tentaranya Tewas
“Saya tidak ingin menjadi bagian dari amoralitas dan ketidakadilan,” ujarnya. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Blokade Gaza Sebabkan Ratusan Kematian dan Keguguran