Sekitar 1,4 Juta Siswa Palestina Mulai Tahun Ajaran Baru

Anak-anak Palestina di Gaza memulai kegiatan belajar di sekolahnya mulai Senin (29/8/2022).(Foto: Days of Palestine)

, MINA – Sekitar 1,4 juta siswa, Senin (29/8), memulai tahun ajaran baru di di hampir 3.222 di seluruh negeri, di tengah keprihatinan mendalam atas masa depan pendidikan di Yerusalem Timur yang diduduki akibat campur tangan Israel.

Kantor Berita Wafa melaporkan, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengunjungi salah satu sekolah di Ramallah.

Dia mengucapkan selamat kepada para siswa atas kembalinya mereka ke ruang kelas setelah liburan musim panas.

“Hari pertama tahun ajaran baru 2022 adalah hari yang luar biasa,” kata Shtayyeh kepada para siswa di sekolah putri Abu Qash.

Dia menjelaskan 1.385.000 siswa terdaftar di semua kegubernuran di seluruh wilayah Palestina, termasuk sekolah Yerusalem, serta sekolah Palestina di Rumania, Turki, Qatar, dan berbagai wilayah diaspora Palestina.

PM Shtayyeh mengatakan Kementerian Pendidikan tahun ini membuka 20 sekolah baru di seluruh Palestina, dan kemarin menyelesaikan distribusi 10 juta buku pelajaran untuk semua tingkatan.

Selain itu, pemasangan panel surya selesai di 120 sekolah di seluruh Palestina untuk menghasilkan listrik dari energi surya, kata Shtayyeh.

Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan 1.385.000 siswa memulai tahun ajaran baru di 3.192 sekolah di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur .

Total sekolah itu yakni 2.333 sekolah milik pemerintah, 375 sekolah yang dioperasikan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dan 484 sekolah swasta.

Situasi sekolah di Yerusalem Timur yang diduduki, bagaimanapun, masih genting karena otoritas pendudukan Israel tahun ini menahan dana operasional sekolah-sekolah Palestina.

Selain itu mengancam mencabut izin sekolahnya untuk memaksa mereka mengajar kurikulum Israel menggantikan kurikulum Palestina seperti yang terjadi sejak pendudukan 1967, juga menyensor buku teks Palestina, menghapus halaman dan mengubah teks, khususnya pada topik yang berkaitan dengan sejarah dan geografi Palestina dan Yerusalem pada khususnya.

Entitas Zionis juga mengubah ayat-ayat dari Al-Quran, kitab suci umat Islam dalam buku pelajaran Palestina itu.

Kementerian Pendidikan menyebut tahun akademik ini “Tahun Kedaulatan Pendidikan di Yerusalem”, sebagai ungkapan untuk “membela identitas, semangat, dan isi pendidikan Palestina di Yerusalem, melindunginya dari ‘Israelisasi’, penghapusan kesadaran dan distorsi fakta sejarah dan geografis.”

Selama kunjungannya ke sekolah hari ini, Perdana Menteri Shtayyeh mengatakan, mengacu pada serangan Israel terhadap pendidikan Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki.

“Jika penjajah berhasil menaklukkan tanah kami, mereka tidak dapat menaklukkan pikiran kami. Kami membangun di atas tanah, dalam intelek, dalam institusi, dan dalam diri manusia untuk Palestina yang bebas, sejahtera, mandiri, berdaulat, dan berdampingan dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” pungkasnya.(T/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)