Sanliurfa, Turki, 26 Sya’ban 1436/13 Juni 2015 (MINA) – Hampir 15.000 warga sipil Suriah menyeberangi perbatasan ke provinsi tenggara Sanliurfa, Turki, selama dua pekan terakhir.
Otoritas Manajemen Darurat dan Bencana Perdana Menteri Turki (AFAD) mengatakan kepada Anadolu Agency, Jumat (12/6), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), kedatangan gelombang baru ribuan warga Suriah ke Turki terjadi di tengah serangan udara koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) terhadap Islamic State atau ISIS di timur laut Suriah.
Lembaga bantuan darurat Turki menambahkan, masih ada kelompok lain warga Suriah yang menunggu di sepanjang perbatasan di distrik Akcakale di Sanliurfa.
Dilaporkan, serangan udara terjadi terhadap posisi ISIS di timur laut Suriah, terutama di distrik Ras Al-Ayn, provinsi Al-Hasakah.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Dilaporkan pula terjadi bentrokan antara beberapa kelompok Kurdi dan pejuang ISIS di wilayah tersebut.
Sementara itu, Pejabat Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Karim Atassi, memuji Pemerintah Turki yang menampung hampir dua juta pengungsi Suriah, karena telah menciptakan model pengelolaan pencari suaka dan migran yang baik.
Atassi yang berbicara di Istanbul, Kamis (11/6), menamai cara pendekatan negara itu dalam menangani krisis pengungsi sebagai “model Turki”.
Atassi mengatakan, perbaikan yang terjadi tidak hanya karena dukungan pemerintah Turki tetapi juga dibangun di atas “bumi yang kokoh”, yang digambarkan sebagai keramahan, kemurahan hati orang-orang Turki dan solidaritas dengan tetangga-tetangganya.
Suriah telah dicengkeram kekerasan sejak rezim Bashar Al-Assad melancarkan tindakan keras dalam menanggapi protes anti-pemerintah pada Maret 2011, memicu perang saudara di mana sudah lebih 211.000 orang tewas. (T/P001/P2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza