Gaza City, 16 Ramadhan 1434/24 Juli 2013 (MINA) – Menteri Perekonomian Palestina, Alaa Rafati mengatakan, perekonomian di Jalur Gaza mengalami kerugian sekitar 230 juta dolar pada awal Juni karena penutupan terowongan oleh militer Mesir pasca digulingkannya presiden Mesir terpilih, Muhammad Mursi.
Rafati mengungkapkan, lebih dari 20.000 warga Gaza telah kehilangan pekerjaan di bidang konstruksi industri akibat dari kekurangan bahan baku yang biasanya datang melalui jalur terowongan bawah tanah lewat perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza.
“Blokade Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza masih berlaku, meski pun longgar pada titik tertentu berkat adanya terowongan,” ujar Rafati, seperti dilaporkan Ma’an News Agency dan dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Selasa (24/7).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Hampir 90 persen dari proyek yang dibiayai oleh Qatar dan Turki telah ditangguhkan karena kurangnya persediaan bahan material untuk Gaza sejak 15 Juni lalu.
Pasokan barang hanya masuk melalui perizinan Israel lewat perbatasan jalur komersial, Karem Abu Salem. Pasokan barang yang boleh masuk pun kurang lebih 30 persen dari kebutuhan penduduk Gaza.
“Kami tidak bisa menentang atas penutupan terowongan, tapi jalan alternatif harus ditemukan terlebih dahulu, di mana perbatasan Rafah bisa masuk pasokan barang-barang,” tegas Rafati.
Militer Mesir telah menghancurkan puluhan terowongan sejak Agustus lalu setelah pembunuhan 16 tentara Mesir dalam serangan pejuang di dekat perbatasan Gaza.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Kerusuhan internal di Mesir baru-baru ini, semakin memperburuk krisis di Jalur Gaza, di mana militer Mesir berusaha untuk menghancurkan seluruh bterowongan dengan alsan ‘keamanan’ di semenanjung Sinai.
Militer Mesir secara resmi menutup pintu Rafah selama lima hari pada awal Juli 2013 menyusul penggulingan Presiden Muhammad Mursi. Militer Mesir membuka kembali perbatasan Rafah namun sangat ketat pada 10 Juli 2013. (T/P012/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza