Tripoli, 18 Dzulhijjah 1435/12 Oktober 2014 (MINA) – Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk Pengungsi (UNHCR) memperingatkan. Jumat, gelombang baru pengungsian Libya mengalami peningkatan akibat pertempuran antara kelompok-kelompok militan di Libya.
Saat ini jumlah pengungsi Libya sekitar 290.000, termasuk 100.000 yang dipaksa keluar dari tempat tinggal mereka selama tiga minggu terakhir.
Adrian Edwards, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan, di Jenewa bahwa 29 kota di Libya dipengaruhi oleh gelombang pengungsian warga Libya, demikian dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Edwards memperingatkan, pelayanan kesehatan dasar, makanan dan kebutuhan dasar lainnya, termasuk pondok-pondok sebelum awal musim dingin, sangat dibutuhkan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Edwards mencatat, komisi Pengungsi PBB dan para mitranya menanggapi beberapa kebutuhan tersebut, tapi saat mereka berusaha menjangkau seluruh pengungsi di Libya mereka menghadapi kendala.
Daerah yang paling terkena dampak pertempuran terletak di Tripoli, akibat dari pertempuran memaksa lebih dari 100.000 warga Libya meninggalkan rumah mereka selama tiga minggu terakhir dan 15.000 orang lain meninggalkan rumah mereka dari Benghazi, tambah Edwards
Menurut Edwards penyebab keterlambatan dalam memberikan bantuan kepada pengungsi Libya adalah kebutuhan untuk mendapatkan izin konvoi kemanusiaan yang menuju ke wilayah yang terkena dampak.
Komisi Tinggi PBB dan delegasi kemanusiaan internasional mengirimkan bantuan pertama ke sebelah timur, Libya pada pertengahan Agustus. Sedikitnya 6.700 ton bantuan makanan. Namun, hal itu masih jauh di bawah yang dibutuhkan. (T/P002/R11)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)