Gaza, 28 Muharram 1436/21 November 2014 (MINA) – Sekitar 30.000 kasus kemanusiaan yang sangat membutuhkan perjalanan, sementara 6.000 warga Palestina yang terdampar di Mesir menunggu dibukanya perbatasan Rafah yang telah ditutup selama lebih dari empat minggu oleh fihak Mesir, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Palestina di Gaza.
Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, Eyad Al-Bozum, mengatakan , orang-orang yang dianggap mengalami kasus kemanusiaan baik menderita penyakit serius, memiliki izin tinggal, mahasiswa, dan memiliki paspor asing.
Dia menambahkan, penutupan terus perlintasan Rafah telah menimbulkan bencana kemanusiaan di Gaza, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
karena hanya perlintasan Rafah jalur kehidupan warga Gaza ke luar. Al-Bozum menjelaskan, banyak konvoi bantuan kemanusiaan dan delegasi solidaritas tidak mampu untuk masuk Gaza, terutama setelah perang terbaru yang berlangsung selama 51 hari.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Menurut Al-Bozum, perlintasan telah ditutup total selama 208 hari tahun ini akibat kebijakan baru Pemerintah Mesir.
Hal ini meningkatkan penderitaan rakyat Gaza, yang telah menderita selama delapan tahun akibat blokade Israel di wilayah itu.
Dia menegaskan, tidak ada pembenaran atas penutupan pihak berwenang Mesir pada perlintasan Rafah.
Ia mengemukakan, selama ini penyeberangan tidak pernah menjadi masalah keamanan bagi Mesir dan tidak ada pernah ada pelanggaran pada aturan keamanan yang ditetapkan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Al-Bozum meminta Pemerintah Mesir segera membuka perbatasan Rafah dan memfasilitasi lewatnya orang dan barang untuk membantu mengatasi bencana yang diderita rakyat Gaza.
Pemerintah Mesir menutup pintu Rafah sepenuhnya pada 24 Oktober lalu dengan alasan memburuknya situasi keamanan di Sinai. Belum ada informasi kapan akan dibuka kembali.
Rafah adalah satu-satunya perlintasan yang melayani 1,8 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza yang terkepung atas kontrol zionis Israel. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza