Yerusalem, MINA – Sekitar 40.000 jamaah melaksanakan shalat Jumat (26/11) di Masjid Al-Aqsa di tengah pembatasan masuknya jamaah melalui gerbang Kota Tua Yerusalem, Palestina.
Pasukan pendudukan Israel memasang penghalang di pintu masuk ke gerbang Kota Tua menuju Al-Aqsa. Wakalah Safa melaporkan.
Pendudukan juga menangkap para pemuda, memeriksa identitas mereka, serta menggeledah barang-barang dan tas mereka.
Spanduk besar terpasang di halaman masjid, dengan gambar dua syuhada Fadi Abu Shkhaydam dan anak laki-laki Omar Abu Asab.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Polisi menyerbu ke halaman Al-Aqsa setelah shalat Jumat dan menurunkan serta menyita spanduk tersebut.
Imam dan khatib Al-Aqsa Syaikh Ikrima Sabri mengatakan dalam khutbahnya, “Adalah kewajiban kita semua berdiri di samping para tahanan mengingat kurangnya perawatan yang tepat dan mogok makan. Ada juga seorang tawanan wanita yang jari-jarinya diamputasi.”
Syaikh Sabri menuntut perlakuan manusiawi terhadap tahanan, menentang metode kekerasan dan menuntut pertukaran tahanan, sehingga mereka dapat memperoleh kebebasan.
Dia juga menyebutkan adanya penganiayaan pendudukan terhadap media massa Palestina dan pembatasan wartawan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sabri menegaskan, Al-Aqsa tidak boleh tunduk pada keputusan parlemen Israel Knesset, sebagai tanggapan atas keputusan yang mengizinkan para pelajar Yahudi untuk mengunjungi Al-Aqsa.
Syaikh Sabri menyerukan umat Islam untuk berziarah ke Al-Aqsa setiap ada kesempatan, dan tidak membiarkan Al-Aqsa sendirian dalam menghadapi rencana pendudukan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka