Sekitar 80% Warga Yaman Perlu Bantuan Kemanusiaan

Sana’a, MINA – Lima tahun blokade dan serangan koalisi Arab Saudi yang didukung Amerika Serikat sejak 2015 terhadap , menyebabkan sekitar 80% warga memerlukan untuk bertahan hidup.

Menurut Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Yaman, Altaf Musani, keadaan akan semakin sulit manakala wabah virus Covid-19 memasuki negara miskin itu. In These Times melaporkan, Rabu (25/3).

Musani mencatat, pihak berwenang di Yaman telah melacak dan menyaring lebih dari 4.500 orang yang memasuki Yaman melalui darat, udara atau laut dalam dua pekan terakir.

Jika virus corona terdeteksi di Yaman, negara yang mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut PBB itu, akan menghadapi tantangan terbesar dari negara lain mana pun di dunia saat ini, ujarnya.

“Selain itu, tidak ada cukup tenaga medis dan alat kesehatan yang penting untuk menguji virus tersebut,” imbuhnya.

Terlebih, lanjutnya, sebagian besar penduduk tidak memiliki akses ke air bersih dan air minum.

“Bagaimana mereka bisa mencuci tangan dengan air yang langka?” dia bertanya, da menambahkan, pengeboman pasukan koalisi Saudi telah menargetkan sistem air di Yaman.

Di samping itu, tidak ada cukup bahan bakar untuk mengoperasikan instalasi air yang masih bisa berfungsi, ujarnya.

“Ketika stok makanan habis karena blokade Saudi, orang-orang mati kelaparan akan bertambah. Ketika obat habis, anak-anak mati karena penyakit tidak bisa dicegah,” katanya. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.