Gaza, MINA – Sekitar 90 persen perahu nelayan di Jalur Gaza tidak layak untuk melaut karena kesulitan membeli suku cadang sehingga sering terjadi kecelakaan di laut.
Zakaria Bakr, aktivis perikanan mengatakan kepada Quds Press, Kamis (17/3), kondisi perahu nelayan yang tidak layak karena tidak dapat membeli suku cadang dengan harga sangat mahal.
Pendudukan juga tidak mengizinkan para nelayan untuk membawa suku cadang perahu.
“Sejak awal tahun ini, 40 kapal tenggelam di laut karena masalah dengan mesinnya, yang mengakibatkan kematian dua nelayan dan melukai 10 lainnya. ” ujar Bakr.
Baca Juga: 60 Hari Blokade Israel: Warga Palestina di Gaza Berjuang untuk Bertahan Hidup
Ia menambahkan, sebagian besar mesin kapal nelayan di Gaza tidak berfungsi, dan mereka beroperasi hanya dengan 40 persen dari daya mereka.
Kondisi di lapangan menunjukkan, hampir tidak ada satu hari pun tanpa kapal nelayan yang terbalik di Laut Gaza, karena kapal-kapal itu tidak dirawat selama 16 tahun, karena blokade Israel di Jalur Gaza.
Ketua Asosiasi Nelayan Palestina, Nizar Ayyash, mengimbau masyarakat internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk menekan pendudukan agar memaksanya membawa suku cadang untuk perahu dan peralatan penangkap ikan.
Ayyash menambahkan, “Kekurangan itu membahayakan nyawa para nelayan Palestina, karena mereka terus bekerja meski dengan kapal rusak,” ujarnya. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Afrika Selatan kepada ICJ: Israel Gunakan Kelaparan sebagai ‘Metode Peperangan’
Mi’raj News Agency (MINA)