Jakarta, MINA – Industri game dan olahraga elektronik e-sport menjadi sektor yang paling menggiurkan dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah data menunjukkan fakta itu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Video Game Indonesia (AVGI) Angki Trijaka mengatakan bahwa menurut laporan Newzoo perusahaan penyedia data analitik industri game dan e-sport, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi pasar game yang tumbuh paling cepat di seluruh dunia.
“Pertumbuhannya 22% tiap tahun. Pendapatan market games di Indonesia tahun 2018 saja mencapai Rp16 triliun,” kata Angki dalam keterangan tertulis diterima MINA, Rabu (15/7).
Sementara pada semester 2, tahun 2019, tercatat 94 persen konsumen game tanah air menghabiskan uangnya untuk membeli aksesori game atau barang virtual. Pengeluaran itu bisa dibilang tertinggi se-Asia Tenggara.
Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya
Sebab, menurutnya, berdasarkan survei Newzoo tahun 2015, Indonesia menempati posisi pertama sebagai populasi gamer terbesar se-Asia Tenggara dengan jumlah 34,8 juta populasi atau 7,7% dari total populasi Indonesia. Jumlah ini diyakini terus bertambah.
Bahkan di kala hampir semua sektor industri terdampak akibat pandemi Covid-19, industri e-sport justru masuk ke dalam kategori potential winner. Sayangnya, kondisi itu tidak ikut dirasakan oleh pengelola warnet, khususnya kelas UKM.
“Adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat mereka terpaksa menutup usahanya. Saat ini belum ada kepastian kapan mereka dapat kembali membuka usaha,” ujarnya.
Seperti dikeluhkan Turyana Ramlan, Pelaku usaha warnet asal Blitar juga Anggota Himpunan Pengusaha Warung Internet Indonesia (HIPWINDO) mengatakan pendapatan menurun selama hampir tiga bulan tidak beroperasi. Padahal, mereka siap kembali beroperasi dengan mengikuti standar protokol kesehatan di era Adaptasi Kebiasaan Baru. (L/R4/P1)
Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS