Conakry-Guinea, 9 Shafar 1435/12 Desember 2013 (MINA) – Iyad Madani mengambil sumpahnya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) baru OKI pada akhir Sidang KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-40, Rabu (11/12).
Madani menggantikan Sekjen OKI sebelumnya, Ekmeleddin Ihsanoglu dari Turki, dalam hasil pertemuan KTT OKI di Kairo, Mesir, 7 Februari 2013 lalu. Dia akan mulai aktif bekerja sebagai Sekjen OKI pada 31 Januari 2014 mendatang.
Masa jabatan Ihsanoglu berakhir pada akhir tahun ini sejak ia menjabat Sekjen OKI pada tahun 2005.
Iyad Madani, 67 tahun, menjadi warga Arab Saudi pertama yang menjabat sebagai Sekjen OKI, Arab Nesw melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj News Agency.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Madani pernah menjabat sebagai Menteri urusan Haji, Kebudayaan, dan Penerangan Arab Saudi. Saat ini, ia beraktivitas sebagai Pemimpin Redaksi Saudi Gazette.
Tunjuk Asisten Sekjen baru OKI
Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-40 itu juga menyimpulkan pemilihan Asisten Sekjen OKI yang baru untuk Urusan Kebudayaan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Kandidat dari Mesir, yang bersaing dengan tiga nominator lain, memenangkan suara dari Kelompok Arab untuk posisi sebagai Asisten Sekjen OKI urusan Kebudayaan. Sementar pemilihan Asisten Sekjen OKI urusan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diputuskan ditunda dengan menunggu informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Selain itu, kandidat dari Arab Saudi terpilih untuk Asisten Sekjen OKI urusan Politik. Kandidat dari Palestina menduduki posisi sebagai Asisten Sekjen OKI urusan Palestina dan Al-Quds serta kandidat dari Nigeria menjabat sebagai Asisten Sekjen OKI urusan Ekonomi.
Kandidat dari Kuwait menduduki posisi baru sebagai Asisten Sekjen OKI bidang Administrasi dan Keuangan, laman resmi OKI melaporkan.
Sebanyak 57 negara-negara Islam seluruh dunia di antaranya dari Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Kaukasus, Asia Tengah, Balkan, dan Asia Selatan mengikuti pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-40 yang digelar di Conakry, Guinea, Afrika Barat, 9-11 Desember 2013 itu.
Selain para menteri luar negeri dari negara-negara anggota OKI, perwakilan dari PBB, Liga Arab, Uni Afrika, dan sejumlah organisasi internasional menghadiri pertemuan tersebut.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pertemuan tersebut membahas seluruh gamut permasalahan yang dihadapi dunia Islam saat ini. Termasuk meninjau rekomendasi yang menyerukan negara-negara anggota OKI untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara mengakui kota Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel atau telah memindahkan kedutaan mereka ke sana.
OKI merupakan organisasi internasional yang terdiri dari 57 negara anggota. OKI menyatakan, hal itu adalah “suara kolektif dari dunia Muslim” dan bekerja untuk “menjaga dan melindungi kepentingan dunia Islam dalam semangat mempromosikan perdamaian dan keharmonisan internasional”.
OKI memiliki delegasi permanen untuk PBB, dan merupakan organisasi internasional terbesar di luar PBB. (T/P02/R2)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Mi’raj News Agency (MINA)