Bangkok, MINA – Sekjen Kementerian Agama RI Kamaruddin Amin mewakili Indonesia pada Konferensi Islam ASEAN III di Thailand. Kamaruddin Amin hadir sebagai salah satu pembicara kunci dan membahas masalah kemanusiaan dan pelestarian lingkungan.
Konferensi Islam ASEAN digelar oleh Kerajaan Arab Saudi di Bangkok, Thailand, 25–27 Januari 2025. Konferensi ini dibuka Menteri Urusan Agama Arab Saudi Syekk Abdul Latif bin Abd Aziz Al Syekh.
Dalam keterangan tertulis diterima MINA, Ahad (26/1), acara internasional ini dihadiri para pejabat, tokoh agama, intelektual dan akademisi, serta para peneliti dari negara anggota ASEAN.
Konferensi itu menjadi platform untuk menyebarkan pesan harmoni, cinta dan toleransi, mempromosikan perdamaian dan moderasi, serta menolak ekstremisme dan terorisme.
Baca Juga: Kematian Misterius 17 Warga Kashmir, Otoritas Tetapkan Karantina
Konferensi itu terdiri dari enam sesi, setiap sesi ada enam pembicara. Sehingga total ada 36 pembicara dari berbagai negara di ASEAN.
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menjadi salah satu pembicara kunci pada sessi yang bersamaan dengan Menteri Agama Arab Saudi. Berbicara dalam Bahasa Arab, Kamaruddin Amin membahas tema tentang Pilar Umat Terbaik (Mabadi Khairu Ummah) untuk Kemanusian dan Keberlanjutan Lingkungan.
Menurutnya, Al-Quran dalam surat Ali Imran ayat 110 menyebutkan bahwa umat Islam adalah “umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.” Ayat ini menjelaskan posisi ideal umat Islam sebagai komunitas pembawa kebaikan. Namun, menjadi umat terbaik bukanlah label yang diwariskan begitu saja, melainkan amanah yang harus diwujudkan melalui keimanan, amal saleh, dan kontribusi nyata bagi umat manusia.
“Rasulullah saw sebagai teladan utama telah menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip Islam diterapkan dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis. Ajaran Rasulullah mencakup hubungan vertikal (hablum minallah), yaitu ketaatan kepada Allah swt, serta hubungan horizontal (hablum minannas), yakni interaksi yang adil dan penuh kasih sayang dengan sesama manusia,” jelas Kamaruddin Amin di Bangkok, Sabtu (25/1).
Baca Juga: Warga Lebanon Kembali ke Perbatasan Selatan
“Rasulullah saw juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan alam (hablum minal ‘alam), yang mencakup kewajiban untuk merawat lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab. Prinsip-prinsip ini terangkum dalam konsep Khaira Ummah,” sambungnya.
Tawaran Solusi
Kamaruddin lalu menawarkan tiga solusi utama dalam menguatkan nilai kemanusiaan dan merawat lingkungan. Pertama, penguatan pendidikan multidimensional.
Menurutnya, pendidikan berbasis nilai Islami perlu diperkuat dengan pendekatan multidimensional yang mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, dan ekologis.
Baca Juga: Jaksa Denmark Ajukan Tuntutan Kasus Penodaan Al Quran untuk Pertama Kalinya
Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan kurikulum yang tidak hanya menekankan ilmu agama, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan solidaritas kemanusiaan.
“Negara-negara ASEAN dapat mempromosikan pertukaran pelajar dan program lintas budaya untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama antarbangsa dalam semangat Khaira Ummah,” ujar Kamaruddin.
Kedua, kolaborasi regional untuk keberlanjutan. Negara-negara ASEAN perlu memperkuat kolaborasi dalam mengatasi tantangan lingkungan melalui kebijakan bersama yang berfokus pada keberlanjutan. Ini mencakup inisiatif seperti pengelolaan hutan secara kolektif, investasi dalam teknologi hijau, dan upaya bersama untuk mengurangi emisi karbon.
“Prinsip At-Ta’awun atau tolong-menolong harus menjadi landasan dalam menciptakan kebijakan yang berkeadilan bagi seluruh anggota ASEAN, tanpa meninggalkan negara yang belum maju secara ekonomi,” sebutnya.
Baca Juga: Houthi Yaman Bebaskan 153 Tahanan Perang
Ketiga, membangun kepemimpinan moral di kawasan. Dunia Islam, khususnya di ASEAN, perlu melahirkan pemimpin-pemimpin moral yang mampu menjadi teladan dalam menyelesaikan krisis global.
Pemimpin dengan integritas yang tinggi dan berpegang teguh pada prinsip Al-Istiqamah atau konsistensi akan mampu mengarahkan masyarakat menuju kemajuan yang berkelanjutan.
“Kongres ini dapat menjadi langkah awal untuk menyusun forum kepemimpinan Islam yang membahas tantangan regional dan memberikan solusi yang terinspirasi dari Mabadi Khaira Ummah,” pungkasnya.[]
Baca Juga: Menlu Saudi Serukan Diakhirinya Sanksi terhadap Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)