Jakarta, MINA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, menanggapi maraknya Islamofobia di beberapa negara, umat Islam agar dapat bersatu untuk menyusun strategi-strategi dan solusi yang tepat menghadapi fenomena tersebut.
“Salah satu strategi yang dapat kita lakukan adalah mengajak ilmuwan di seluruh dunia untuk berpikir rasional dan menolak berbagai kekhawatiran, ketakutan, agar kita bisa hidup bersama dengan aman dan damai,” ujarnya pada sambutan pembukaan Diskusi Internasional “Memerangi Islamofobia dan Membangun Perdamaian di ASEAN”, di Aula Buya Hamka Kantor MUI Pusat, Jakarta, Senin (7/8).
Sekjen MUI dalam sambutan diskusi yang berlangsung hybrid (tatap muka dan zoom meeting) mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, rahmatan lil ‘alamin, dan penuh toleransi.
Diskusi yang dilaksanakan oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) MUI, menanggapi maraknya kasus Islamofobia yang viral di media sosial. Salah satunya adalah pembakaran kitab suci Al-Quran yang dilakukan berulang kali di Eropa.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Islamofobia sendiri merupakan bentuk kebencian atau ketakutan yang tidak logis terhadap agama Islam, yang mana dampak dari Islamofobia ini dapat menimbulkan kegaduhan di ranah publik hingga masuk dalam kategori penistaan atau penodaan agama, lanjutnya.
“Dalam pemikiran Islam, fobia dapat diartikan sebagai ketakutan yang tidak wajar terhadap umat Islam. Jadi Islamofobia hanya bisa menjadi ketakutan yang berlebihan terhadap Islam,” ujarnya.
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya,” ujarnya mengutip Al-Quran surat Ash-Shaff ayat 8.
Tentu, orang-orang yang tidak suka dengan Islam akan senantiasa memadamkan cahaya Islam. Justru Allah semakin menyempurnakan dengan cahaya allah, walapun orang-orang kafir tidak suka.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Oleh karena itu pembakaran Al-Quran yang terjadi di beberapa negara adalah sebuah perbuatan yang menunjukkan kekerasan terhadap keyakinan umat Islam. Untuk itu, sepatutnya untuk kita tolak dan kita kecam,” tegasnya.
Menanggapi fenomena Islamofobia yang semakin meluas, menurutnya para cendikiawan dan ilmuwan harus bersatu melawan untuk membangun peradaban dunia yang maju mengemban misi kemanusiaan yang bermartabat.
Buya Amirsyah menambakan, beberapa poin rekomendasi diskusi di antaranya : Mengutamakan penguatan diplomasi melalui ekonomi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan di kawasan ASEAN, mendukung negara di dunia yang memiliki undang-undang anti penistaan agama, termasuk Indonesia, mencegah Islamofobia sebagai momentum bagi dunia Islam untuk bangkit dan bersatu melawan Islamofobia. (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza