Brusseles, MINA – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut baik keputusan AS pada hari Rabu (2/1) untuk mengirim 3.000 tentara tambahan untuk memperkuat posisi pertahanan di sayap timur aliansi di tengah ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.
“Ini adalah sinyal kuat dari komitmen AS, dan datang di atas kontribusi AS lainnya baru-baru ini untuk keamanan bersama kami,” kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan tentang keputusan untuk memindahkan pasukan di Jerman, Polandia dan Rumania, Anadolu Agency melaporkan.
Dia mengatakan pengerahan AS lebih lanjut meningkatkan pencegahan dan pertahanan kolektif NATO setelah sekutu lain baru-baru ini memutuskan untuk mengerahkan lebih banyak pasukan udara, angkatan laut dan darat ke Eropa Timur.
“Penempatan NATO bersifat defensif dan proporsional, dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa NATO akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua Sekutu,” tambahnya.
Baca Juga: Penerima Zayed Award 2025 dari Pejuang Perubahan Iklim hingga Organisasi Kemanusiaan
Pentagon mengumumkan pada Rabu bahwa 1.000 tentara AS akan dipindahkan dari Jerman ke Rumania, sementara 2.000 tentara lainnya akan dikirim dari negara bagian Carolina Utara AS ke Jerman dan Polandia.
Juru bicara Pentagon John Kirby menjelaskan situasi di dekat Ukraina menuntut AS untuk memperkuat posisi pencegahan dan pertahanannya di sisi timur NATO.
AS, dengan sekutu Eropanya, menuduh Rusia menyiapkan panggung untuk invasi ke Ukraina setelah memusatkan lebih dari 120.000 tentara, artileri signifikan dan tank di perbatasan. Penumpukan serupa telah terjadi di Belarus.
NATO mulai meningkatkan kehadirannya di Eropa Timur setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea pada tahun 2014.
Baca Juga: Demokrat Desak Mulai Kembali Program Relokasi Pengungsi Afghanistan di AS
Denmark, Spanyol, dan Belanda baru-baru ini memutuskan untuk mengirim lebih banyak pasukan udara dan angkatan laut ke wilayah Baltik dan Laut Hitam. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Klaim Mesir dan Yordania akan Patuhi Usulan Pembersihan Etnis Palestina