New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Selasa (25/4), menyerukan kepada anggota Dewan Keamanan dan negara-negara anggota PBB yang memiliki pengaruh menekan pihak-pihak yang berkonflik di Sudan untuk mengurangi ketegangan dan “kembali ke meja perundingan “.
Berbicara di Dewan Keamanan PBB, Guterres mengatakan, “pihak-pihak yang berkonflik harus menghormati gencatan senjata 72 jam yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan bersama-sama hentikan permusuhan.”
Dia juga mengatakan “kewajiban” para pemimpin Sudan untuk “mementingan rakyat mereka.” Demikian Anadolu Agency.
“Konflik ini tidak akan, dan tidak boleh, diselesaikan di medan perang, rakyat Sudan menjadi korban,” katanya.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Rakyat Sudan telah menyatakan keinginan mereka dengan jelas. Mereka menginginkan perdamaian dan pemulihan pemerintahan sipil melalui transisi menuju demokrasi.”
Guterres mengatakan, kekerasan dan kekacauan selama 10 hari terakhir telah “memilukan,” menambahkan “perang skala penuh yang berkepanjangan tidak tertahankan untuk direnungkan.”
Memperhatikan bahwa Sudan berbatasan dengan tujuh negara, yang semuanya telah mengalami konflik dan kerusuhan sipil, Sekjen. PBB mengatakan “itu adalah pintu gerbang ke Sahel, di mana ketidakamanan dan ketidakstabilan politik membuat situasi bencana kemanusiaan menjadi lebih buruk.”
“Perebutan kekuasaan di Sudan tidak hanya membahayakan masa depan negara itu. Ini juga menyalakan sumbu yang dapat meledak melintasi perbatasan, menyebabkan penderitaan luar biasa selama bertahun-tahun dan menghambat pembangunan selama beberapa dekade,” kata Guterres.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Dia mengatakan, “pertempuran harus segera dihentikan”, dan menekankan perlunya “upaya untuk perdamaian.”
(T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka