New York, 20 Dzulqa’dah 1435/15 September 2014 (MINA) – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam sebuah pernyataan, mendesak semua pihak di Republik Afrika Tengah untuk segera mengakhiri konflik dan memajukan transisi politik.
Di saat pasukan penjaga perdamaian pimpinan Afrika (MISCA) mengalihkan kewenangannya ke misi PBB (MINUSCA), Ban mendesak semua pihak Afrika Tengah mempertahankan komitmen mereka untuk proses politik inklusif dan memastikan penyelesaian transisi negara itu.
Ahad adalah pengalihan wewenang yang menandai selesainya mandat MISCA dan awal aksi militer MINUSCA bersama polisi di Republik Afrika Tengah, Modern Ghana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Ban menyatakan penghargaan yang besar kepada MISCA, karena telah menyelamatkan dan melindungi banyak nyawa bersama pasukan Sangaris Perancis dan Angkatan Uni Eropa yang ditempatkan di Republik Afrika Tengah.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ban mengungkapkan, saat ini misi penjaga perdamaian PBB di Afrika Tengah sebanyak 6.500 tentara, 1.000 polisi dan komponen sipil.
Misi PBB akan memprioritaskan perlindungan warga sipil, serta dukungan terhadap proses politik dan upaya membangun negara.
Pasukan PBB dibuat di bawah otorisasi Dewan Keamanan pada bulan April, memiliki mandat sebanyak 12.000 tentara dan polisi yang akan beroperasi hingga 30 April 2015 nanti.
Para penjaga perdamaian ditugaskan untuk membangun kembali ketertiban dan keamanan di negara yang kacau oleh kekerasan sejak penggulingan Presiden Francois Bozize, Maret 2013 lal.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Seorang presiden transisi, Catherine Samba Panza, mulai menjabat pada Januari, dan dia telah mengawasi penandatanganan pakta gencatan senjata antara pasukan Seleka yang Muslim dan milisi Anti-Balaka yang Kristen. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa