New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengatakan kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, impi buruk di Gaza lebih dari sekadar krisis kemanmusiaan.
“Bencana yang terjadi di Gaza membuat kebutuhan akan gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak setiap saat,” dan menekankan bahwa perlindungan warga sipil adalah hal yang terpenting,” ucap Guterres kepada wartawan, Senin (6/11), WAFA melaporkan, demikian yang dikutip MINA.
Ia mengatakan, Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak, dan ratusan anak perempuan, laki-laki terbunuh dan terluka setiap hari akibat dari agresi Israel yang sedang berlangsung.
“Lebih banyak jurnalis yang terbunuh dalam jangka waktu empat pekan dibandingkan konflik mana pun dalam setidaknya tiga dekade terakhir. Lebih banyak pekerja bantuan PBB yang terbunuh dibandingkan periode mana pun dalam sejarah organisasi kami,” kata Guterres.
Baca Juga: Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Kepulauan Malta
Ia menjelaskan bahwa operasi darat Israel dan pemboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan fasilitas PBB, termasuk tempat penampungan, di Jalur Gaza. “Tidak ada yang selamat.”
“Saya sangat prihatin dengan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional yang kita saksikan. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum kemanusiaan internasional,” ucap Guterres.
Ia menekankan bahwa seruan kemanusiaan yang diluncurkan oleh PBB dan mitranya akan membantu seluruh penduduk di Jalur Gaza dan setengah juta warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Guterres mengatakan bahwa meskipun sejumlah bantuan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dari Mesir, “sedikit bantuan ini tidak memenuhi kebutuhan yang ada.”
Baca Juga: Dana Kekayaan Norwegia Tarik Investasi dari Paz Retail and Energy Milik Israel
Dia mencatat bahwa pengiriman bantuan belum termasuk bahan bakar yang sangat dibutuhkan.
“Tanpa bahan bakar, bayi baru lahir yang berada di inkubator dan pasien yang menggunakan alat bantu hidup akan meninggal,” dia memperingatkan. “Air tidak bisa dipompa atau dimurnikan. Limbah mentah akan segera mengalir ke jalan-jalan dan menyebarkan penyakit lebih lanjut. Truk yang memuat bantuan kritis akan terdampar.
“Lebih dari 400 truk telah menyeberang ke Gaza selama dua minggu terakhir – dibandingkan dengan 500 truk sehari sebelum konflik. Dan yang terpenting, ini belum termasuk bahan bakar,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa jalan ke depan sudah jelas, dan mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan agar semua pihak menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Baca Juga: Paus Leo XIV Serukan Perdamaian Gaza dan Ukraina
Guterres turut berduka atas 89 staf dari badannya yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA yang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza.
Menurutnya, banyak dari rekan-rekan mereka termasuk guru, kepala sekolah, dokter, insinyur, penjaga, dan staf pendukung meninggal bersama anggota keluarga mereka, kata pernyataan itu.
“Di antara mereka ada seorang wanita muda bernama Mai, yang “tidak membiarkan distrofi otot atau kursi rodanya membatasi mimpinya”, menjadi siswa berprestasi dan akhirnya bekerja di bidang teknologi informasi untuk UNRWA,” ucapnya.
Di akhir sambutannya, Guterres menyerukan tindakan internasional untuk mencari “jalan keluar dari kehancuran yang brutal, mengerikan, dan menyakitkan ini”, termasuk membantu membuka jalan menuju perdamaian dan solusi dua negara bagi Israel dan Palestina. (T/R8/P1)
Baca Juga: Asap Klorin Beracun Membuat 160 Ribu Warga Catalonia, Spanyol Terisolasi
Mi’raj News Agency (MINA)