New York, MINA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyerukan Rusia dan Turki untuk “menstabilkan situasi” di provinsi Idlib, Suriah, yang diguncang oleh pertempuran sengit antara pasukan propemerintah dan kelompok oposisi.
“Saya sangat prihatin dengan meningkatnya pertempuran di Idlib dan situasinya sangat berbahaya, mengingat keterlibatan sejumlah aktor yang meningkat. Namun warga sipil membayar harga yang mengerikan,” kata Guterres kepada wartawan, Selasa (1/6), demikian Nahar Net melaporkan.
Komentar Guterres muncul menjelang sesi terbuka Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi Idlib atas permintaan Belgia, Jerman dan Kuwait, Anggota Tidak Tetap Dewan yang mengawasi operasi kemanusiaan di Suriah.
Guterres mengajukan permintaan ke Rusia dan Turki, sebagai penanda tangan memorandum September 2018 yang bertujuan mengurangi konflik di Idlib.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Tidak ada solusi militer untuk krisis Suriah. Solusinya harus politis,” katanya.
Ia menekankan perlunya menghormati hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional “bahkan dalam perang melawan terorisme.” (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama