Washington, MINA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan terhadap keadaan darurat nasional di Ethiopia.
“Guterres sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan di Ethiopia dan deklarasi keadaan darurat baru-baru ini,” kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, Rabu (3/11), dalam sebuah pernyataan Stabilitas Ethiopia dan Kawasan yang Lebih Luas Dipertaruhkan.
Keadaan darurat terjadi setelah pertemuan luar biasa dewan menteri di tengah meningkatnya bentrokan dengan pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dan Tentara Pembebasan Oromo – Shene (OLA-shene). Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA, Kamis (4/11).
Pemerintah Ethiopia mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 29 Juni dan menarik pasukan dari Tigray, setelah itu pasukan pemberontak meluas ke Amhara dan Afar.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Menurut PBB, jutaan orang telah mengungsi secara internal karena konflik.
Selama beberapa minggu terakhir, pejuang TPLF merebut wilayah baru dan kota-kota strategis jauh di wilayah Amhara dan Afar.
Guterres juga menyeru agar segera menghentikan permusuhan, juga memberi akses kemanusiaan yang tak terbatas untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa yang mendesak.
“Serta dialog nasional yang inklusif untuk menyelesaikan krisis ini dan menciptakan landasan bagi perdamaian juga stabilitas di seluruh negeri,” katanya.(T/cha/P1).
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)