New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyurati Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berisi kekhawatiran atas langkah Israel baru-baru ini untuk melarang badan PBB bagi pengungsi Palestina, UNRWA.
“Kami sedang menghubungi otoritas Israel,” kata Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan dalam jumpa pers di New York, seraya menambahkan bahwa Guterres telah mengirim surat tersebut “beberapa jam yang lalu […] yang menguraikan kekhawatirannya.” Anadolu Agency melaporkan.
Surat tersebut, menurut Dujarric, membahas masalah-masalah yang terkait dengan hukum internasional yang diangkat oleh tindakan baru Israel.
Surat tersebut datang sehari setelah Israel meloloskan RUU yang akan melarang Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), dari parlemen Israel. Undang-undang tersebut akan berlaku dalam 90 hari.
Baca Juga: Sistem Kartu Kredit Israel Tidak Berfungsi, Diduga Serangan Siber
Larangan tersebut akan memengaruhi pekerjaan UNRWA di Gaza, Tepi Barat yang Diduduki, dan Yerusalem Timur.
“Kami masih dalam tahap awal. Jika itu dilaksanakan, jelas itu akan berdampak buruk pada situasi kemanusiaan warga Palestina di Wilayah Palestina yang diduduki,” Dujarric memperingatkan.
Ketika ditanya apakah Guterres mencoba menelepon Netanyahu lagi, Dujarric berkata: “Pada titik ini komunikasi dilakukan secara tertulis, karena saya pikir itu lebih tepat.”
“Tetapi, jelas, jika ada kesempatan untuk berbicara, mereka akan berbicara,” tambahnya.
Baca Juga: UNICEF: Larangan Israel kepada UNRWA Berpotensi Bunuh Lebih Banyak Anak Gaza
Guterres, pada hari Senin, mengatakan penerapan hukum tersebut dapat memiliki konsekuensi yang buruk bagi para pengungsi Palestina di Wilayah Palestina yang diduduki, yang tidak dapat diterima.
“Tidak ada alternatif selain UNRWA,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Terbuka untuk Gencatan Senjata Syaratnya Israel Keluar dari Gaza