New York, MINA – Yaman yang dilanda perang berada dalam bahaya kelaparan terburuk yang pernah terjadi di dunia dalam beberapa dekade, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan.
“Dengan tidak adanya tindakan segera, jutaan nyawa mungkin akan hilang,” kata Guterres pada Jumat (20/11) tentang negara yang telah mengalami perang lima tahun antara pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah, Al Jazeera melaporkan.
Peringatan Guterres muncul ketika Amerika Serikat mengancam akan memasukkan kelompok Houthi ke daftar hitam sebagai bagian dari kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran.
Para pekerja bantuan menyatakan kekhawatirannya bahwa langkah seperti itu akan mencegah bantuan yang bisa menyelamatkan jiwa mencapai negara itu dan justru memperburuk keadaan di Yaman.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Saya mendesak semua pihak yang berpengaruh untuk segera bertindak terkait masalah ini untuk mencegah bencana. Saya juga meminta semua orang menghindari tindakan apa pun yang dapat membuat situasi yang sudah mengerikan menjadi lebih buruk,” katanya.
Guterres mengatakan, alasan meningkatnya ancaman kelaparan termasuk penurunan tajam dana untuk program bantuan yang dikoordinasikan oleh PBB, ketidakstabilan mata uang Yaman dan pihak-pihak yang bertikai memberlakukan “penghalang” bagi organisasi bantuan.
Jika AS memasukkan Houthi ke dalam daftar kelompok “teroris”, maka banyak negara akan kesulitan berinteraksi dengan Houthi.
Efeknya pada Houthi mungkin terbatas, tetapi rakyat Yaman akan menanggung akibatnya, dengan kerusakan lebih lanjut pada program bantuan yang sudah dikurangi karena pendanaan rendah selama pandemi virus Corona.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kelompok kemanusiaan mengatakan, segala sesuatu mulai dari berurusan dengan pejabat Houthi, menangani pajak, menggunakan sistem perbankan, membayar petugas kesehatan, membeli makanan dan bahan bakar, dan mengatur layanan internet dapat terpengaruh.
Seorang diplomat senior Barat mengatakan, pelabelan Houthi oleh AS “pasti tidak akan berkontribusi pada kemajuan di Yaman.”
“Kemungkinan mereka ingin melakukan apa pun untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran,” kata diplomat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
PBB menggambarkan Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen rakyatnya membutuhkan bantuan. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama