Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekjen Rabithah Sebut Tiga Pokok Peran Perguruan Tinggi Islam

Hasanatun Aliyah - Selasa, 15 Agustus 2017 - 03:06 WIB

Selasa, 15 Agustus 2017 - 03:06 WIB

217 Views

Jakarta, MINA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al-Alam Al-lslami (Liga lslam Dunia) Muhammad bin Abdulkarim Al ‘lsa menyebutkan tiga kokok peran yang harus dilakukan perguruan tinggi.

“Tiga pokok peran dan tanggungjawab perguruan tinggi adalah memiliki pemikiran Islam modern, merawat Islam dan melestarikan pemikiran Islam modern,” katanya.

Hal itu disampaikan dalam seminar internasional dengan tajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Penguatan Pemikiran lslam Moderat” di Auditorium Arifin Panigoro, Universitas Al-Azhar lndonesia, Senin (14/8).

Menurutnya, menyikapi pemahaman menyelewengkan Islam yang tersebar di dunia internet, maka wajib bagi perguruan tinggi untuk mengklarifikasi Islam yang benar dan Islam moderat.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Tugas kita tidak hanya menjelaskan Islam secara umum saja, melainkan menjelaskan secara rinci. Islam itu rahmat bagi seluruh manusia. Ini peran penting pemuda Islam dunia untuk menjelaskan kepada masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, Islam adalah agama yang berkesinambungan dalam setiap waktu, karena agama Islam adalah agama yang selalu berlaku disetiap zaman.

Islam dapat menjawab tantangan zaman, karena Islam selalu berlaku di setiap zaman dan bahwasanya setiap aktifitas, Islam telah mengajarkannya,” paparnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan wajib bagi mahasiswa untuk mengetahui berbagai macam pemikiran dan pengetahuan, di dalam aspek terpuji yang merupakan kehendak Allah.

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

“Kita juga harus menjelaskan bahwa ada agama yang lain, orang Islam harus mengerti bahwa perbedaan itu sunatullah (ketetapan Allah) dan kita harus saling memahami pendapat satu sama lain. Setelah kita menasehati maka kita kembalikan kepada firman Allah Lakum Dinukum Waliyadin (bagimu agamamu dan bagiku agamaku),” tambahnya.

Ia sangat berharap kepada perguruan tinggi Islam untuk bisa menjadi tolak ukur dalam menjelaskan Islam kepada seluruh manusia. (L/R10/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia