sekolah-palestina.jpg" alt="" width="378" height="189" />Al-Quds, 16 Jumadil Akhir 1438/15 Maret 2017 (MINA) – Mendekati Hari Raya Paskah yang akan dirayakan oleh orang Yahudi pada tanggal 10 hingga 18 April, Israel mengeluarkan keputusan yang memaksa sekolah-sekolah Palestina libur selama sepekan.
Persatuan Orangtua di Al-Quds Timur pada Rabu (14/3) memprotes keputusan tersebut dan memperingatkan bahwa tindakan protes jangka panjang akan dilaksanakan jika Israel tidak mundur mencabut keputusannya.
“Penjajahan ideologi tak jauh berbeda dari penjajahan tanah. Dan dalam kasus kami, bahkan lebih berbahaya,” kata Zeyad Al Shamali, Koordinator Persatuan Orangtua. “Israel tak akan menyiakan waktu atau usaha untuk melakukan Yahudisasi pada sekolah Palestina dan kurikulum di Yerusalem Timur,” imbuhnya.
Kepada GulfNews, Al-Shamali mengatakan, pemaksaan yang dilakukan Israel untuk meliburkan sekolah di Al-Quds akan membahayakan siswa dari tahap sekolah menengah umum, yang memiliki jadwal sendiri untuk ujian akhir.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Persatuan Orangtua, lanjut Al Shamali, telah secara resmi mengajukan surat protes ke Kementerian Israel Pendidikan untuk menangguhkan keputusan liburan, tapi kementerian menolak permintaan tersebut.
“Jadi kita tidak punya pilihan selain melakukan protes untuk memaksa pendudukan mundur dan membatalkan keputusannya,” kata Al-Shamali.
Al-Shamali kemudian menyerukan kepada seluruh lembaga internasional untuk bersatu menekan Israel yang berlaku semena-mena. “Ini adalah masalah yang tak kenal kompromi. Kami menyerukan kepada seluruh organisasi hukum dan HAM internasional untuk menunjukkan dukungan mereka untuk tujuan kita,” tandasnya. (T/R06/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza