Ramallah, MINA – Siswa sekolah dasar Palestina hari Senin (20/8) memulai hari pertama tahun ajaran baru di ruang terbuka karena sekolah mereka dihancurkan oleh pasukan pendudukan Israel pada bulan Mei.
Terletak di Desa Jibb Al-Deeb Palestina yang diduduki di pinggiran kota Bethlehem di Tepi Barat, sekolah tersebut sekarang terbuka untuk 45 siswa di lokasi bekas bangunannya, dan memulai tahun ajaran dengan lagu kebangsaan Palestina.
Itu adalah salah satu dari 17 sekolah Tahadi, banyak di antaranya telah dihancurkan atau terancam dihancurkan.
Semua 17 sekolah dibangun oleh Otoritas Palestina (PA), kebanyakan dengan dana dari Uni Eropa.
Baca Juga: Jelang Gencatan Senjata, Presiden Israel bertemu Palang Merah
Kepala Sekolah, Shireen Abu Taha, mengatakan kepada kantor berita Safa bahwa “situasi siswa dan staf pengajar sangat sulit, dan proses pendidikan tidak dapat dilanjutkan dalam kondisi seperti itu.”
Abu Taha mengatakan sekolah itu belum dibangun kembali.
Dia mengatakan siswanya mungkin akan dipindahkan ke Sekolah Hitteen yang berjarak dua kilometer dari desa. Tidak ada moda transportasi untuk siswa di daerah tersebut. Sekolah Hitteen sudah penuh sesak, tambahnya.
Pada bulan Mei, pasukan pendudukan Israel menghancurkan sekolah tersebut, dengan alasan masalah keamanan, menuai kritik tajam dari Uni Eropa yang telah mendanai pembangunannya. Uni Eropa mengatakan “terkejut” setelah pasukan Israel tiba subuh di sekolah tersebut, yang melayani 45 siswa dan terdiri dari lima ruang kelas.
Baca Juga: Hamas Sepakati Gencatan Senjata, Israel Menunggu Sidang Kabinet
Sekolah tersebut dibongkar untuk pertama kalinya pada tahun 2017. Pada bulan Januari tahun ini, sekelompok pakar PBB telah menyerukan tindakan untuk menghentikan penghancuran bangunan Palestina yang “sistematis dan disengaja” oleh Israel. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perjuangan Menyakitkan Zamzam Selamat dari Serangan Israel