Damaskus, 13 Rajab 1438/10 April 2017 (MINA) – Sekutu Presiden Suriah Bashar Al-Assad, mengancam serangan balasan terhadap Amerika Serikat (AS) yang dianggap telah melakukan agresi terhadap Suriah.
Pernyataan ini muncul tiga hari setelah serangan rudal AS menghantam sebuah pangkalan udara Suriah di Homs.
“Agresi terhadap Suriah melangkahi semua garis merah. Kami akan bereaksi tegas untuk setiap agresi terhadap Suriah dan untuk setiap pelanggaran garis merah,” kata sebuah pernyataan dari ruang operasi bersama bagi pendukung pemerintah Suriah, yaitu pasukan sekutu Rusia, Iran dan Hizbullah Lebanon. “Amerika Serikat sangat tahu dengan baik kemampuan kita untuk bereaksi.”
Pernyataan yang diterbitkan oleh harian pro-pemerintah, Al-Watan, pada hari Ahad (9/4), juga menuduh AS bertindak sebelum ada penyelidikan terhadap serangan kimia dan tidak menunggu persetujuan PBB. Demikian ARA News memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Kami, sebagai sekutu Suriah, akan meningkatkan dukungan militer kami terhadap Suriah dan mendukung rakyat dalam banyak cara lain,” kata pernyataan itu.
Jumat pagi lalu, AS menembakkan 59 rudal jelajah ke pangkalan udara Shayrat yang menewaskan sedikitnya enam orang. Serangan itu sebagai tanggapan atas serangan kimia terhadap kota basis oposisi, Khan Sheikhun, Provinsi Idlib.
AS dan negara-negara sekutunya menyalahkan pasukan Suriah sebagai pelaku serangan kimia. Sebaliknya, pemerintah Damaskus menuding bahan kimia milik oposisi yang disimpan di gudang yang terkena serangan. (T/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir