Moskow, MINA – Sekutu dekat Suriah, Rusia dan Iran mengatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) tentang Dataran Tinggi Golan akan melanggar perjanjian PBB dan memicu konflik baru.
“Tentu saja, banding semacam itu dapat sangat mengganggu stabilitas situasi di Timur Tengah,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (22/3), mengomentari pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa “sudah waktunya mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan” sehari sebelumnya.
“Ini hanya seruan untuk saat ini, mudah-mudahan itu akan tetap menjadi seruan,” tambahnya, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pemerintah Iran juga mengatakan bahwa pernyataan itu tidak bisa diterima.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Pengakuan ilegal dan tidak dapat diterima ini tidak mengubah fakta bahwa itu (Golan) milik Suriah,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran seperti yang dikutip oleh TV pemerintah.
Turki, yang sangat terlibat dalam delapan tahun konflik Suriah mengatakan, pernyataan Trump telah membawa kawasan itu ke tepi krisis baru.
“Kami tidak bisa membiarkan legitimasi pendudukan Dataran Tinggi Golan,” kata Presiden Tayyip Erdogan dalam sebuah pidato pada pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul.
Sementara itu, Liga Arab mengatakan bahwa komentar Trump “sepenuhnya di luar hukum internasional.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi juga mengatakan, perdamaian abadi di kawasan itu mengharuskan Israel untuk menarik diri dari semua wilayah Arab yang didudukinya, termasuk Dataran Tinggi Golan. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan