Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selalu Ada Pembela Baitul Maqdis

Ali Farkhan Tsani Editor : Rudi Hendrik - 42 detik yang lalu

42 detik yang lalu

0 Views

Masjidil Aqsa (Zaman Arabic)

Di dalam sebuah hadits disebutkan tentang selalu ada pembela Baitul Maqdis:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَحَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ

Artinya: “Senantiasa ada kelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah ‘azza wa jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka?” Rasulullah bersabda, “Di Baitul Maqdis dan di sisi-sisi Baitul Maqdis”. (HR. Ahmad).

Berarti memang akan selalu ada kelompok dari umat Islam yang selalu berjihad dalam menegakkan kebenaran, Selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis.

Baca Juga: 5 Penyebab Utama Kesombongan dan Cara Menghindarinya

Mereka tidak takut dan tidak khawatir akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.

Apalagi jika jihad itu dikaitkan dengan pembebasan Baitul Maqdis, negeri para Nabi yang penuh berkah. Maka, bagi mereka hanya ada dua pilihan, menang atau syahid di jalan Allah.

Merekalah para pejuang, aktivis,  pegiat yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjid Al-Aqsha di kawasan ngeri yang disucikan Baitul Maqdis. Jadi memang selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis.

Lalu, bagaimana dengan kaum Muslimin yang jauh dari kawasan tersebut? Ya, mereka tetap memiliki kewajiban yang sama dalam berjuang untuk Baitul Maqdis. Sebab, mempertahankan Baitul Maqdis bukan semata tanggung jawab kaum Muslimin di sekitarnya. Namun juga tanggung jawab seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia.

Baca Juga: Zionisme dan Konflik Palestina: Analisis Sejarah Islami

Seperti disebutkan di dalam hadis:

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (HR Ahmad).

Ya, kewajiban ‘mengirimkan minyak’ agar menjadi penerang Masjid Al-Aqsha, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah. Namun, mengirim segala daya dan kemampuan, ilmu, ceramah, tulisan, harta, jiwa, raga, dan semua yang Allah karuniakan untuk tetap terangnya Al-Aqsha dari penodaan musuh-musuh-Nya.

Baca Juga: Deklarasi Balfour: Sebuah Keputusan yang Mengubah Sejarah Palestina dan Dunia

Betapa Allah dan Rasul-Nya telah mengingatkan kita tentang kewajiban berjihad dengan harta dan jiwa, di antaranya melalui beberapa ayat dan hadis :

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَ‌ۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬

Artinya : “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya [masjid Allah], kecuali dengan rasa takut [kepada Allah]. Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 114).

Ayat lain menyebutkan:

Baca Juga: Misteri di Balik Kemunculan Yakjuj dan Makjuj

لَا يَسۡتَـٔۡذِنُكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ أَن يُجَـٰهِدُواْ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ

Artinya : “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. At-Taubah [9]: 44).

Pada ayat lain Allah mengingatkan kita:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَا لَكُمۡ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلۡتُمۡ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ‌ۚ أَرَضِيتُم بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا مِنَ ٱلۡأَخِرَةِ‌ۚ فَمَا مَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِى ٱلۡأَخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Baca Juga: 7 Etika Suami dalam Menghadapi Masalah Rumah Tangga

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah [untuk berperang] pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal keni’matan hidup di dunia ini [dibandingkan dengan kehidupan] di akhirat hanyalah sedikit.” (Q.S. At-Taubah[9]: 38).

Juga ayat-ayat lainnya mengingatkan:

ٱنفِرُواْ خِفَافً۬ا وَثِقَالاً۬ وَجَـٰهِدُواْ بِأَمۡوَٲلِڪُمۡ وَأَنفُسِكُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ ذَٲلِكُمۡ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah [9]: 41).

Baca Juga: Meneladani Sunnah Rasulullah SAW dalam Berbuka Puasa, Tata Cara dan Keutamaannya

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ‌ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang [yang dengan persiapan itu] kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 60).

Di dalam hadits dikatakan:

مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا

Baca Juga: Empat Bacaan pada Bulan Ramadhan

Artinya : “Barangsiapa yang membantu persiapan orang yang berjihad, maka dia juga telah berjihad.” (HR Bukhari).

Hadits-hadits lain mengingatkan:

وعَنْ اِبْن عُمَر قَالَ: سَمِعْت رَسُول اللَّه صلى الله عليه وسلم يَقُول: “إِذَا ضَنَّ النَّاس بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَم، وَتَبَايَعُوا بِالْعِينَةِ، وَاتَّبَعُوا أَذْنَاب الْبَقَر، وَتَرَكُوا الْجِهَاد فِي سَبِيل اللَّه؛ أَنْزَلَ اللَّه بِهِمْ بَلاَء، فَلاَ يَرْفَعهُ عَنْهُمْ حَتَّى يُرَاجِعُوا دِينهمْ”

Dan dari Ibnu Umar, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika manusia puas dengan dinar dan dirham, mereka berjual dengan iynah, bekerja menggembala sapi, dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan menurunkan bala, maka bala itu tidak akan diangkat dari mereka sampai mereka kembali kepada agama mereka.” (HR Abu Daud).

Baca Juga: Menjadi Manusia yang Penuh Kasih Sayang

مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ.

Artinya : “Barangsiapa yang menafkahkan satu perbelanjaan untuk Jihad di Jalan Allah maka ditulis baginya tujuh ratus ganda pahala.” (HR At-Tirmidzi).

مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه

Artinya : “Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat dimana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya.” (H.R. Abu Daud dan Ahmad).

Baca Juga: 7 Tips Membuat Momen Ramadhan Lebih Spesial Bersama Pasangan

لاَ يَدَعُ قَوْمٌ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ ضَرَبَهُمُ الله بِالْفَقْرِ

Artinya : “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah, melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (H.R. Ibnu ‘Asakir).

فُكُّوا الْعَانِيَ- يَعْنِي الأَسِيرَ- وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ

Artinya : Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit.” (H.R. Bukhari).

Baca Juga: Musibah Banjir, Bagaimana Orang Beriman Menyikapinya?

Semoga nyala jihad pembebasan Masjidil Aqsa dan seluruh Kawasan Baitul Maqdis dan Palestina keseluruhan, akan terus menyala, dan yang menyalakannya adalah kaum Muslimin yang masih punya komitmen jihad, punya naluri ingin syahid, dan punya harga diri sebagai seorang Muslim. Jumlahnya memang sedikit, tidak banyak, tetapi mereka konsisten dan komitmen dalam juang di jalan Allah.

Semoga kita termasuk kelompok pembela Baitul Maqdis itu. Aamiin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda