Gaza, MINA – Kerugian ekonomi Gaza melebihi 300 juta dolar AS pada 2018 sebagai akibat dari pengepungan Israel di Jalur Gaza.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komite Rakyat Melawan Pengepungan (CAS), Jamal Al-Khodari dalam sebuah pernyataan yang diterima Middle East Monitor (MEMO) pada Senin (31/12).
Khodari menggambarkan 2018 sebagai “tahun paling berbahaya” bagi Gaza sejak Israel menduduki dan memblokade sejumlah wilayah Palestina sejak tahun 1967.
“Gaza mengalami situasi ekonomi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena pengepungan ketat Israel selama 12 tahun dan tiga serangan Israel yang merusak,” kata Khodari dalam pernyataannya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Menurutnya, pengepungan Israel yang terus menerus dan sistematis bertujuan untuk melukai ekonomi nasional negara Palestina. Pendudukan Israel melarang ratusan komoditas dasar memasuki Gaza, sehingga menyebabkan 90 persen pabrik-pabrik di Gaza berhenti beroperasi.
Dia menyatakan, ada sekitar 300.000 pekerja yang menganggur di Gaza, dan juga puluhan ribu lulusan universitas yang menganggur. Tingkat pengangguran di Gaza lebih dari 65 persen.
“Penghasilan lebih dari 85 persen warga Gaza telah menurun menjadi kurang dari 2 Dolar AS per hari,” jelasnya.
Khodari menyerukan badan-badan internasional dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada pendudukan Israel agar mematuhi Konvensi Jenewa dan Deklarasi Global Hak Asasi Manusia (HAM). (T/Ais/R06)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)