Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Beberapa hari lagi insya-Allah kita akan sampai pada bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh keberkahan dan segala rupa kebaikan. Buka diwajibkannya puasa dalam satu bulan.
Bulan Ramadhan sangat kita nantikan kehadirannya, juga karena sebagai bulan Al-Quran.
Ini sebagaimana disebutkan di dalam ayat :
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)……” (QS Al-Baqarah/2 : 185).
Allah secara khusus menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran.
Disebutkan pula di dalam hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab-kitab lainnya Allah turunkan kepada para Rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di antaranya lembaran-lembaran (suhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan. Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal 12 Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal 18 Ramadhan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Lembaran-lembaran Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-masing diturunkan kepada Nabi yang bersangkutan secara sekaligus.
Adapun Al-Quran, diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz, di sisi Allah, ke langit dunia (Baitul ‘Izzah). Hal ini terjadi pada bulan Ramadhan, yaitu pada malam Lailatul Qadar.
Setelah itu, Al-Quran diturunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara bertahap sesuai kejadian-kejadiannya, pada hari dan bulan yang berbeda-beda.
Tentang turunnya Al-Quran pada Lailatul Qadar, disebutkan di dalam Al-Quran disebutkan:
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan”. (QS Al-Qadr/97: 1).
Pada ayat lain dikatakan:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (QS Ad-Dukhan/44: 3).
Pada bulan Ramadhan pula, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertadarus Al-Quran di hadapan Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam, sepanjang malam-malam Ramadhan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Hal ini seperti disebutkan di dalam hadits :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Malaikat Jibril. Malaikat Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al Quran.” (HR Bukhari dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertadarus Al-Quran bersama malaikat Jibril ‘Alaihis Salam pada malam-malam bulan Ramadhan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa waktu yang paling utama untuk bertadarus, membaca dan mempelajari kandungan Al-Quran adalah pada bulan malam-malam Ramadhan.
Terkait ini, Sufyan Ats-Tsauri (96-161 H), ahli hadits terkemuka kelahiran Kufah, Irak, mengemukakan penjelasannya, seorang Muslim harus mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dalam belajar Al-Quran pada bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Ia menjelaskan, bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan Al-Quran, menunjukkan keutamaan Al-Quran di dalamnya, dan keutamaan membacanya, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya.
Maka, pada bulan Ramadhan inilah, para ulama dan orang-orang shalih terdahulu banyak mengkhatamkan Al-Quran pada bulan Ramadhan.
Ada yang sebagian mereka biasa mengkhatamkan Al-Quran dalam shalat Tarawih pada setiap sepuluh malam khatam. Sebagian lagi pada setiap sepekan sekali. Ada juga setiap tiga malam khatam.
Imam Qatadah (lahir 60 H, wafat 118 H), seorang perawi hadits yang tuna netra, ia memiliki kebiasaan sepekan sekali khatam Al-Quran sepanjang tahun. Adapun khusus pada bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan Al-Quran tiga hari sekali. Dan pada sepuluh hari terakhir, ia mengkhatamkannya setiap malam sekali.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Bahkan, Imam Asy-Syafi’i , ulama kelahiran Ashkelon, Gaza, (lahir 150 H, wafat 204 H), khusus pada bulan Ramadhan, mengkhatamkan Al-Quran 60 kali.
Bagi yang belum bisa atau belum bagus dalam membaca Al-Quran, tentu dapat menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran ini sebagai waktu untuk belajar memperbaiki bacaan Al-Quran (Tahsin Al-Quran).
Di antara kita mungkin ada yang memasang target, satu bulan Ramadhan ini hafal juz ‘Amma. Tentu setelah Tahsin Al-Qurannya bagus. Mungkin juga ada yang menargetkan, khatam membaca satu Tafsir Al-Quran selama bulan Ramadhan ini, misalnya khatam membaca Terjemah Tafsir Ibnu Katsir atau Terjemah Tafsir Al-Azhar.
Akhirnya, “Marhaban Ramadhan” selamat datang Ramadhan bulan Al-Quran. Semoga kita dapat meraih segala keutamaan bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran. Aamiin ya Robbal ‘Alamin. (A/RS2/P2)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Mi’raj News Agency (MINA)