Wellington, MINA – Selandia Baru akan mengerahkan tim pertahanan beranggotakan enam orang ke kawasan Timur Tengah di Laut Merah, bergabung dengan koalisi dipimpin Amerika Serikat Yaman dengan dalih menjaga keamanan maritim.
Dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan Menteri Pertahanan Judith Collins, Perdana Menteri Christopher Luxon mengatakan pasukan tersebut tidak akan memasuki Yaman.
“Serangan Houthi terhadap kapal komersial dan angkatan laut adalah tindakan ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas,” kata Luxon, Selasa (23/1).
Dia menambahkan bahwa koalisi pertahanan akan berkontribusi pada pertahanan kolektif kapal-kapal di Timur Tengah, sesuai dengan hukum internasional, dari markas operasional di wilayah tersebut dan di tempat lain.
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
Pengerahan militer tersebut akan diakhiri paling lambat pada 31 Juli 2024.
Ketegangan meningkat di Laut Merah setelah serangan Houthi terhadap kapal komersial yang memiliki hubungan dengan Israel.
Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan genosida ke Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 25.700 orang Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin bulan lalu mengumumkan pembentukan misi multinasional, Operation Prosperity Guardian, untuk melawan serangan Houthi.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman dalam beberapa hari terakhir sebagai pembalasan atas serangan tersebut, yang telah menciptakan kekhawatiran akan terjadinya serangan inflasi baru dan gangguan rantai pasokan.
Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan negara-negara di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.
Jalur ini digunakan untuk transit perdagangan antara Terusan Suez di Mesir dan Teluk Aden, sehingga memungkinkan kapal menghindari rute yang jauh lebih mahal dan panjang melintasi pantai selatan Afrika.(T/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel