Washington, 23 Syawwal 1435/19 Agustus 2014 (MINA) –Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengatakan, AS telah menetralisir cadangan senjata-senjata kimia rezim Suriah.
“Cadangan senjata kimia Suriah paling mematikan yang dimiliki oleh rezim Suriah sudah di musnahkan oleh militer AS,” kata Obama, seperti dilaporkan Anadolu Agency (AA) diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Ditambahkan Obama, penghancuran tersebut dilakukan di Laut Mediterania. Pemusnahan ini merupakan pesan bagi semua pihak bahwa penggunaan senjata semacam itu tidak akan ditoleransi oleh komunitas internasional.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan, netralisasi cadangan senjata kimia dapat diselesaikan lebih cepat dari jadual semula.
Baca Juga: Houthi Luncurkan Rudal ke Israel, Balas Serangan ke Pelabuhan Hodeidah
Serangan mematikan senjata kimia telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Suriah yang tidak bersalah, termasuk banyak anak-anak di pinggiran kota Damaskus menjadi korban.”
Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad sebelumnya telah menyetujui pemusnahan seluruh senjata kimia mematikan yang negara tersebut miliki.
Persetujuan ini datang menyusul kecaman internasional akibat penggunaan senjata ini di pinggiran Kota Damaskus tahun lalu. Saat itu, sebanyak 1.400 orang dialporkan tewas.
Pemusnahan senjata kimia Suriah adalah sebuah proses yang dimulai dengan beberapa perjanjian yang dimulai pada September 2013. Pemusnahan senjata kimia tersebut merupakan bagian dari perjanjian damai yang dibuat oleh Suriah bersama dengan Amerika Serikat serta Rusia dibawah pengawasan internasional melalui PBB dan OPCW, setelah terjadinya serangan senjata kimia pada Agustus 2013 yang menewaskan ratusan orang di Suriah.(T/P012)
Baca Juga: [POPULER MINA] 88 persen Gaza Hancur dan Gencatan Senjata Suriah-Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Suriah Umumkan Gencatan Senjata di Suwayda, Serukan Kepatuhan Semua Pihak
Baca Juga: Utusan Khusus AS: Gencatan Senjata Tercapai antara al-Sharaa dan Netanyahu