Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Self-Love, Bagaimana Menerima dan Mencintai Diri Sendiri

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Cintai dirimu selama cinta itu tidak berlebihan (foto: ig)

SELF-LOVE atau mencintai diri sendiri bukanlah bentuk egoisme atau narsisme, melainkan fondasi penting bagi kesehatan mental dan emosional seseorang. Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif ini, banyak orang lupa untuk memperlakukan diri mereka sendiri dengan kasih sayang, sering kali terjebak dalam perbandingan sosial, kritik diri, dan tekanan eksternal. Penelitian psikologi modern menegaskan bahwa mencintai diri sendiri dengan cara yang sehat dapat meningkatkan kebahagiaan, menurunkan tingkat kecemasan dan depresi, serta memperkuat hubungan sosial dan produktivitas. Berikut penjelasan mendalam mengenai bagaimana menerima dan mencintai diri sendiri berdasarkan hasil penelitian ilmiah.

Menurut Kristin Neff, salah satu pelopor dalam studi self-compassion, mencintai diri sendiri berarti memperlakukan diri dengan pengertian, pengampunan, dan kelembutan ketika mengalami kegagalan atau kesulitan. Self-love mencakup kesadaran atas nilai intrinsik seseorang, bukan berdasarkan pencapaian atau penilaian orang lain. Ini juga berarti memiliki hubungan yang positif dengan diri sendiri tanpa berlebihan menilai.

Penelitian menunjukkan bahwa self-love berkontribusi besar terhadap kesehatan mental. Sebuah studi oleh MacBeth dan Gumley (2012) menemukan bahwa self-compassion berkorelasi negatif dengan depresi dan kecemasan. Orang yang mencintai dirinya sendiri lebih mampu mengelola tekanan hidup tanpa merasa hancur atau putus asa.

Menerima diri sendiri berarti menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan keterbatasan. Rasa cinta kepada diri berkembang ketika seseorang mampu melihat kelemahannya tanpa merasa hina. Penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri (self-acceptance) adalah salah satu indikator utama kebahagiaan menurut model well-being oleh Carol Ryff.

Baca Juga: Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Cara seseorang berbicara kepada dirinya sendiri memengaruhi tingkat self-love. Psikolog Albert Ellis mengembangkan teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang menjelaskan bahwa pikiran negatif terhadap diri dapat menyebabkan gangguan psikologis. Melatih self-talk yang positif dapat meningkatkan self-worth dan mengurangi stres.

Mencintai Diri Bukan Berarti Egois

Self-love sering disalahartikan sebagai bentuk keegoisan. Namun, dari perspektif psikologi positif, mencintai diri justru membuat seseorang lebih mampu mencintai orang lain. Penelitian oleh Neff dan Germer (2013) menunjukkan bahwa orang dengan tingkat self-love tinggi lebih empatik dan suportif terhadap sesama.

Citra tubuh yang negatif sering menghalangi seseorang untuk mencintai dirinya. Studi dari Journal of Health Psychology menunjukkan bahwa body dissatisfaction sangat terkait dengan rendahnya self-esteem. Menerima tubuh apa adanya dan menghindari standar kecantikan yang tidak realistis adalah langkah penting dalam proses self-love.

Baca Juga: 13 Manfaat Touge Bagi Kesehatan Pria Wanita

Self-love sering kali dibentuk sejak kecil melalui pola asuh. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang suportif cenderung memiliki harga diri yang sehat. Namun, pengalaman trauma atau pengabaian dapat menghambat kemampuan mencintai diri. Psikoterapi dan teknik penyembuhan diri dapat membantu memperbaikinya.

Mindfulness atau kesadaran penuh membantu seseorang menerima kenyataan diri tanpa menghakimi. Dalam studi yang dilakukan oleh Neff, praktik mindfulness secara rutin dapat meningkatkan rasa kasih sayang terhadap diri, sehingga memperkuat self-love.

Menetapkan Batasan Sehat

Mencintai diri sendiri juga berarti mampu mengatakan “tidak” pada hal-hal yang merugikan. Menetapkan batasan yang sehat menunjukkan bahwa seseorang menghargai dirinya. Penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology menyebutkan bahwa kemampuan untuk menetapkan batas berkaitan erat dengan kepercayaan diri dan kontrol diri.

Baca Juga: 7 Tumbuhan Penambah Stamina Tubuh

Latihan bersyukur dapat memperkuat perasaan positif terhadap diri sendiri. Dalam studi oleh Emmons dan McCullough (2003), mereka yang menulis jurnal syukur selama 10 minggu menunjukkan peningkatan mood dan self-esteem yang signifikan dibanding kelompok kontrol.

Media sosial sering menjadi sumber perbandingan sosial yang merusak. Studi dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa konsumsi media sosial secara berlebihan berkorelasi dengan rendahnya self-worth, terutama di kalangan remaja. Oleh karena itu, penting untuk menyaring konsumsi media dan membangun identitas diri yang autentik.

Kesalahan adalah bagian dari kehidupan. Penelitian oleh Wohl, Pychyl, dan Bennett (2010) mengungkapkan bahwa memaafkan diri sendiri atas kegagalan meningkatkan motivasi untuk berubah dan memperbaiki diri, bukan membuat seseorang terjebak dalam rasa bersalah atau malu.

Orang yang mencintai dirinya sendiri cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih sehat. Mereka tidak bergantung secara emosional pada validasi eksternal, dan mampu membangun koneksi yang tulus berdasarkan rasa saling menghormati.

Baca Juga: 6 Herbal Yang Meningkatkan Nafsu Makan

Banyak pendekatan spiritual mendorong self-love sebagai bagian dari keharmonisan jiwa. Dalam psikologi transpersonal, cinta terhadap diri dianggap sebagai bentuk cinta terhadap ciptaan Tuhan yang tidak terpisah dari cinta kepada Tuhan itu sendiri.

Beberapa langkah praktis yang terbukti secara ilmiah untuk mengembangkan self-love meliputi: menulis jurnal self-appreciation, melakukan afirmasi positif, meditasi kasih sayang (loving-kindness meditation), serta memperlakukan diri sebaik mungkin seperti memperlakukan sahabat dekat. Konsistensi dalam praktik ini akan membentuk kebiasaan mencintai diri yang otentik dan sehat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ini Dia, 13 Manfaat Gula Merah untuk Kesehatan

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Khadijah
Khadijah
MINA Health