Gaza, MINA – Faksi-faksi perjuangan di Palestina menyatakan Operasi Badai Al-Aqsa (Tufanul Aqsa) yang digelorakan 7 Oktober 2023 adalah respons atas kejahatan penjajah Israel selama ini. Semua faksi menyatakan dukungan penuh kepada seluruh pejuang dan memuji ketangguhan mereka di medan perang.
Faksi-faksi tersebut juga menyatakan bahwa Operasi Badai al-Aqsa menandai titik balik yang signifikan dalam perjuangan melawan penjajahan Israel, yang memperlihatkan sifat asli Israel kepada masyarakat global.
“Operasi Banjir al-Aqsa adalah pembalasan atas kejahatan penjajah Israel terhadap rakyat kami dan sebagai bagian dari upaya melawan rencana penjajah Israel dan sekutunya,” ujar mereka dalam sebuah pernyataan resmi yang diberitakan Al Mayaden, Ahad (6/10)
Lebih lanjut, faksi-faksi Palestina meyakinkan publik bahwa perlawanan tetap bersatu dan terkoordinasi sepenuhnya di semua lini.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mereka menekankan bahwa rakyat Palestina adalah satu-satunya otoritas sah yang mampu menentukan masa depan mereka setelah perang, dan menegaskan bahwa ini adalah masalah internal yang harus didiskusikan di dalam negeri.
Faksi-faksi tersebut juga memperingatkan bahwa setiap upaya untuk membentuk pemerintahan alternatif untuk Palestina “sehari setelah” perang akan ditangani dengan cara yang sama seperti pendudukan Israel.
“Kami menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan atau perjanjian yang dapat ditandatangani tanpa pemenuhan tuntutan rakyat kami untuk menghentikan agresi, menarik diri dari Gaza, membuka kembali penyeberangan perbatasan, mengakhiri blokade, dan memulai rekonstruksi,” tegas mereka.
Mereka juga menyerukan dialog nasional yang komprehensif sebagai kelanjutan dari kesimpulan yang dicapai dalam pembicaraan Moskow dan Beijing untuk memastikan terpenuhinya tuntutan rakyat kami akan kemerdekaan bangsa Palestina. []
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)