Seluruh Pesawat Tempur Milik Perancis Tinggalkan Aceh

Besar, MINA – Dua dari tujuh milik Angkatan Laut Perancis yang mendarat darurat di Aceh, kembali terbang meninggalkan Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar.

Sebelumnya dua pesawat tersebut mengalami kerusakan di bagian enzim dan hydro sistem. Sehingga, pesawat tempur Rafale itu terpaksa bermalam di Lanud Sultan Iskandar Muda, sembari menunggu teknisi yang didatangkan dari kapal induk.

Amatan dilokasi, pada pukul 10:00 WIB tadi, teknisi pesawat datang menggunakan helikopter jenis NH 90. Berselang dua jam kemudian atau sekitar Pukul 11:00 WIB, dua pesawat tempur tersebut meninggalkan Aceh menuju kapal induk yang terletak 75Nm dari kota Banda Aceh arah Barat.

Danlanud Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Hendro Arief mengatakan, terkait administrasi dan surat lainnya mereka sudah tidak ada masalah dan dinyatakan lengkap.

“Administrasinya sudah kami cek termasuk dari imigrasi, dan semua clear,” kata Hendro saat ditemui di Lanud SIM.

Ia menyebutkan, selama parkir, pilot pesawat tinggal di Lanud, untuk menunggu pihak tekhnisi datang memperbaiki pesawat tempur mereka. “Mereka tinggal di Lanud. Mereka masuk ke sini karena emergency,” sebut Hendro.

Sebelumnya, tujuh pesawat tempur milik angkatan laut Perancis mendarat darurat di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, Aceh. Pesawat jenis dassault rafale terpaksa mendarat karena cuaca buruk.

Identitas crew ialah, Bob sebagai Captain Adeleus Thomas yang menunggangi Rafale 38. Lemudian Captain Duboin Jean (Rafale 37) Captain Dennis Pierre (Rafale 45), Captain Hetier Hubert (Rafale 6), Squid/Captain Denis Guiluame (Rafale 21), Lea/Captain Droz Bartholet (Rafale 31), dan Captain Bon Camile (Rafale 42). (L/AP/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.