SUASANA Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat tampak berbeda pada Ahad, 22 Juni 2025. Sejak pagi, ribuan jamaah memadati area pelataran dalam rangka menghadiri Tabligh Akbar yang diinisiasi oleh Aqsha Working Group (AWG).
Tak hanya dibanjiri lautan manusia yang haus akan ilmu dan semangat perjuangan membebaskan Al-Aqsha, acara ini juga diramaikan oleh puluhan stand bazar yang menyuguhkan ragam keberkahan dari tangan-tangan para pegiat ekonomi umat.
Dari kejauhan, aroma rempah dan makanan khas Nusantara terlihat begitu menggoda, menyambut setiap langkah pengunjung. Terlihat deretan stand yang menjajakan kuliner seperti nasi kebuli, sate maranggi, es timun jeruk, hingga kudapan tradisional seperti serabi dan pisang aroma.
Sementara di sisi lain, barisan stand herbal semisal HNI dan produk-produk halal muslim menggoda mata dan hati. Mulai dari madu hutan, minyak habbatussauda, hingga buku-buku Islami dan perlengkapan ibadah terpajang rapi, menggambarkan semangat ekonomi yang berlandaskan keberkahan.
Baca Juga: Dari Pusdai untuk Al-Aqsa: Seruan Ukhuwah Umat Islam Menggema di Jawa Barat
“Alhamdulillah, ini bukan sekadar jualan. Ini bagian dari dakwah dan pemberdayaan umat,” ujar Ilham, salah satu pelaku usaha HNI asal Bandung yang menjajakan produk-produk herbalnya. Senyumannya lebar, sementara tangannya lincah melayani pembeli. Baginya, ikut serta dalam bazar ini bukan sekadar mencari rezeki, tetapi menjadi bagian dari perjuangan kolektif umat Islam.
Di antara sekian banyak stand itu, ada juga stand Kantor Berita MINA. Terlihat buku-buku terbitan MINA Publishing House (MPH) juga banyak dipamerkan di stan nomor 24. “Sejak kemarin kami sudah menyiapkan buku-buku dari Jakarta untuk digelar hari ini,” kata Muji, jurnalis MINA yang ikut mengawal berjalannya stand MINA dan meliput acara.
Lebih dari sekadar transaksi jual-beli, bazar ini menjadi ruang silaturahmi dan kolaborasi antaranggota jama’ah dari berbagai daerah. Banyak peserta tabligh yang saling bertukar cerita tentang perjuangan dakwah di daerah masing-masing, sambil menyeruput kopi rempah hangat dari salah satu stand. Tak sedikit pula yang membawa pulang lebih dari sekadar barang—mereka membawa semangat baru untuk terus bergerak dalam barisan kebaikan.
Di tengah hiruk pikuk bazar, seorang pemuda bernama Faris terlihat antusias membantu di stand makanan pesantren tempat ia menimba ilmu. “Saya bangga bisa berkontribusi, walaupun hanya dengan bantu melayani pengunjung. Ini bagian dari belajar hidup berjama’ah, belajar menjadi bagian dari perubahan,” ujarnya.
Baca Juga: Menyatukan Umat, Membebaskan Al-Aqsa: Peran Besar AWG di Balik Tabligh Akbar Pusdai
Semarak bazar ini menunjukkan bahwa ekonomi umat bisa tumbuh jika ditopang oleh semangat ukhuwah dan keimanan. Tidak ada kompetisi di antara para pedagang. Yang ada justru kolaborasi. Mereka saling bantu mempromosikan, saling mengisi stok jika ada kekurangan, dan saling mendoakan agar dagangan habis dan berkah.
Momen ini juga menjadi bukti bahwa perjuangan membebaskan Al-Aqsha tidak hanya dilakukan dengan orasi dan donasi, tapi juga dengan menghidupkan ekonomi berbasis jama’ah. Di balik setiap produk yang dijajakan, ada semangat berbagi dan misi untuk menguatkan ketahanan umat melalui jalur ekonomi.
“Ini bukan sekadar bazar, ini ladang amal,” ucap Fanji, salah satu penitia bagian acara. “Setiap sen yang dibelanjakan di sini, insya Allah menjadi bagian dari kontribusi kita untuk Palestina. Karena sebagian keuntungan stand ini akan disalurkan untuk perjuangan kemanusiaan di Al-Aqsha.”
Di akhir acara, bazar yang semarak ini ditutup dengan senyum puas dari para pedagang dan pengunjung. Penuh syukur, penuh harap, semoga berkah terus mengalir dari setiap langkah dan niat yang lurus. Tabligh Akbar ini bukan hanya menghadirkan tausiyah yang menggugah hati, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa ekonomi dan dakwah dapat berjalan seiring, dalam semangat ukhuwah dan kepedulian terhadap umat.
Baca Juga: Kata Situs Formula E tentang Jakarta
Hari itu, Pusdai bukan sekadar menjadi pusat dakwah, tapi juga menjadi pusat keberkahan—tempat di mana iman, amal, dan ukhuwah bertemu dalam satu harmoni perjuangan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusdai Jabar: Oase Ukhuwah di Tengah Kota, Mercusuar Pembebasan Al-Aqsha