Jakarta, MINA – Seluruh jamaah haji asal Indonesia yang telah diberangkatkan menuju Madinah Al-Munawwarah, akan tinggal paling lama selama sembilan hari di Madinah, untuk menunaikan ibadah Arbain, ziarah, dan kegiatan lainnya, dengan mendapatkan makan tiga kali tiap hari.
“Tahun ini, pemerintah memberikan layanan konsumsi tiga kali setiap harinya, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Akhmad Fauzin saat memberikan keterangan pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (13/6).
“Jadi hitungan maksimalnya, jemaah akan mendapat sebanyak 27 kali makan selama 9 hari selama di Madinah,” sambungnya.
Fauzin yang juga Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Setjen Kemenag menjelaskan, makanan akan didistribusikan ke setiap hotel jamaah haji sebelum waktu makan tiba.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Menu makanannya bervariasi setiap harinya, sejak Senin sampai Ahad. Isi makanan terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah dan air mineral.
“Batas mengkonsumsi untuk makan pagi pukul 11 siang, makan siang pukul 17, dan makan malam pukul 23 WAS. Ini tertera juga dalam kemasan makanan,” tegasnya.
“Penyajian diberikan dalam kemasan box yang sudah lolos uji standar higenitasnya,” lanjutnya.
Fauzin menambahkan, sampai dengan hari ini, sebanyak 23.178 jemaah telah diberangkatkan ke Madinah. Hari ini kembali diberangkatkan 3.619 jemaah yang terbagi dalam sembilan kloter dari lima embarkasi.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Masing-masing dua kloter berangkat dari Embarkasi Jakarta – Pondok Gede atau JKG (786 jemaah), Jakarta – Bekasi atau JKS (820), Solo atau SOC 1 (720), dan Surabaya atau SUB (900). Satu kloter dari embarkasi Medan (MES) dengan 393 jamaah.
“Jemaah haji sakit per hari ini sebanyak 43 orang, 38 orang dengan rawat jalan dan 5 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. Jemaah wafat menjadi 2 orang, 1 dari embarkasi Jakarta – Pondok Gede dan 1 dari Embarkasi Padang,” papar Fauzin.
“Sesuai laporan petugas kesehatan, dari jumlah Jemaah yang telah tiba di tanah suci, 40.10% memiliki potensi resiko tinggi terhadap kesehatannya. Kami mengimbau seluruh jemaah untuk beristirahat cukup dan jangan beraktifitas yang dapat menyebabkan kelelahan berlebih,” lanjutnya.
Fauzin kembali mengingatkan kondisi cuaca di Arab Saudi yang sangat panas. Suhu tertinggi pada siang hari mencapai 46 derajat celsius, sementara suhu terendah 38 derajat celsius pada dini hari. Menurut Fasuzin, ini menjadi cuaca dengan status siaga dan harus menjadi perhatian seluruh jamaah.
“Batasi aktivitas di luar ruangan. Jika akan keluar, lengkapi dengan alat pelindung diri dan memakai alas kaki,” pesannya.
“Jemaah haji kami imbau jangan menunggu haus untuk minum, mengonsumsi vitamin, dan menjaga kesehatan dengan makan tepat waktu serta dan istirahat yang cukup,” imbuhnya. (R/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa