Jakarta, MINA – Kementerian Agama terus melakukan pengembangan Al-Quran Digital yang generasi pertamanya dirilis pada 2016, dua tahun berikutnya dilakukan revisi dan update aplikasi, sehingga secara tampilan lebih menarik dan lebih ringan.
Untuk memetakan respon publik, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) melakukan penelitian terhadap masyarakat terkait penggunaan Al-Quran Digital versi Kemenag, sebagai usaha memotret kecenderungan masyarakat dalam menggunakan Al-Quran Digital versi Kemenag.
“Sehingga, kita bisa menghadirkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, bukan seperti yang kita inginkan,” ungkap Kepala LPMQ Kemenag Muchlis Hanafi pada Seminar Hasil Penelitian Preferensi Masyarakat dalam Penggunaan Al-Quran Digital, di Jakarta, demikian keterangan pers Kemenag diterima MINA, Sabtu (17/11).
Menurut Muchlis, keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat tidak cukup jalan sendiri.”Kita bersinergi dengan Kementerian Kominfo,” ungkapnya.
Baca Juga: Ratusan Santri Al-Fatah Wonogiri Long March Peringati 77 Tahun Nakba
Temuan penelitian ini mengungkapkan, keberadaan Al-Quran Digital sangat dibutuhkan masyarakat dalam mendukung aktifitas keagamaan maupun non-keagamaan.
Masyarakat juga menghendaki produk Al-Quran Digital memiliki fitur serta konten yang lengkap, tapi tidak memberatkan kapasitas ponsel pintar.
Hasil penelitian ini dibahas sejumlah narasumber, yakni Guru Besar Unindra Mulyani Nurhadi, Kepala Badan Pelatihan dan Pengembangan TIK Kemkominfo Nusirwan, Kepala Bidang Pengkajian Al-Quran Abdul Aziz Sidqi.
Acara dihadiri 75 undangan yang terdiri dari unsur perguruan tinggi Al-Quran, pusat studi Al-Quran, termasuk pengembang Quran Digital.(R/R05/P1)
Baca Juga: Istana: Bukan Relokasi, Bantuan Palestina Fokus pada Pengobatan dan Pendidikan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komdigi Ungkap Ada Anak di Bawah 10 Tahun Terjerat Judi Online